Cek Fakta: Pakai Masker Berkepanjangan Mengakibatkan Hipoksia
- Covid19.go.id
VIVA – Sebuah akun Facebook bernama Kahar Makassar (Facebook.com/kahar.makassar.5, archive.md/xTzAt) mengunggah tulisan tentang bahaya pemakaian masker secara berkepanjangan.
Menurut Kahar Makassar, sebagaimana dikutip dari unggahannya, penggunaan masker secara berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut hipoksia. Sebab, menggunakan masker dalam waktu yang cukup lama berarti juga mengembuskan karbon dioksida yang berbahaya bagi tubuh.
Berikut ini narasi yang disampaikan Kahar Makassar:
Narasi
“Penggunaan masker yang berkepanjangan mengakibatkan hipoksia.
Menghirup udara yang dihembuskan berulang kali berubah menjadi karbon dioksida, itulah sebabnya kita menjadi pusing.
Ini memabukkan pengguna, dan lebih banyak lagi ketika ia harus bergerak, dan melakukan pergerakan
Ini menyebabkan ketidaknyamanan, kehilangan refleks dan pikiran sadar.
Ini menghasilkan kelelahan yang luar biasa.
Selain itu, kekurangan oksigen menyebabkan pemecahan glukosa dan kenaikan asam laktat yang terancam punah.
Beberapa orang mengendarai mobil mereka dengan masker , itu sangat berbahaya, karena, udara busuk dapat membuat pengemudi kehilangan kesadaran.
Dianjurkan untuk menggunakannya hanya jika Anda dekat dg seseorang di depan anda, penting diingat untuk mengangkatnya setiap 10 menit supaya merasa sehat.
Ini kontraproduktif bagi orang-orang yang melayani masyarakat selama 8 jam, karena mereka memabukkan diri mereka sendiri tanpa menyadarinya.
Pastikan pencegahan tidak membawa Anda ke masalah lain … mari gunakan masker secara baik
Dennis A Castro B.”
HASIL CEK FAKTA
Berdasarkan hasil penelusuran, misalnya pada laman Poynter.org, klaim itu tidak benar.
”Meskipun benar bahwa masker wajah dapat menghasilkan sensasi yang tidak menyenangkan, jangan khawatir, itu normal. Menggunakan masker wajah tidak akan menyebabkan kekurangan oksigen apa pun. Pada kenyataannya, hipoksia hanya dapat disebabkan oleh merokok, menghirup gas, atau mengekspos diri Anda ke tempat yang tinggi--bukan dengan menggunakan pelindung mulut, masker, atau filter. ”
Sebagaimana dikutip dari laman Animal.mx, kesalahpahaman itu mungkin timbul dari perasaan sesak napas akibat obstruksi mekanis tergantung pada jenis corong yang kita gunakan. "Tapi perasaan terhalang itu karena kita tidak terbiasa menggunakan masker mulut. Tetapi dengan demikian hal itu tidak akan menyebabkan kita mengalami hipoksia apa pun,” jelas Dr. Daniel Pahua Díaz, seorang akademisi dari Departemen Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran UNAM.
Hipoksia, dilansir dari Doktersehat.com, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika tubuh mengalami kekurangan pasokan oksigen. Hal ini dimungkinkan oleh kondisi lainnya yang disebut sebagai hipoksemia, yakni kadar oksigen di dalam darah kurang dari angka yang seharusnya. Dua kondisi ini saling berkaitan, sehingga terkadang penggunaan istilah hipoksia sudah cukup untuk menggambarkan keduanya.
Menurut laman Webmd.com: “Sebuah serangan asma yang parah , atau flare, dapat menyebabkan hipoksia pada orang dewasa dan anak-anak. Selama serangan, saluran udara Anda menyempit, sehingga sulit untuk mendapatkan udara ke paru-paru Anda. Batuk untuk membersihkan paru-paru Anda bahkan menggunakan lebih banyak oksigen dan dapat memperburuk gejala.”
KESIMPULAN
Bukan karena masker, hipoksia hanya dapat disebabkan oleh merokok, menghirup gas, atau mengekspos diri Anda ke tempat yang tinggi.
RUJUKAN
https://covid19.go.id/p/hoax-buster/salah-penggunaan-masker-yang-berkepanjangan-mengakibatkan-hipoksia