- ANTARA FOTO/Galih Pradipta
VIVA – Perhelatan akbar Asian Games 2018 di Jakarta -Palembang, tak lama lagi digelar. Tercatat kendurian olahraga terbesar se-Asia itu sebulan lagi dilaksanakan.
Sebagai tuan rumah pesta olahraga yang digelar 18 Agustus hingga 2 September 2018 itu, sudah jadi kewajiban bagi Indonesia untuk mempersiapkan segala sesuatunya demi kesuksesan acara.
Selain venue, salah satu yang difokuskan adalah urusan lalu lintas. Sebab jika tak diurus, bukan tidak mungkin mobilitas atlet dan ofisial, hingga suporter bakal terganggu. Seperti ada atlet atau wasit yang telat gelar pertandingan hanya karena terjebak macet.
Alasan itulah yang kemudian membuat Pemerintah bersama Kepolisian mengeluarkan jurus baru berupa perluasan pemberlakuan sistem pelat nomor ganjil-genap.
Sebelumnya sistem ganjil-genap hanya berlaku di kawasan Jalan Protokol Sudirman-Thamrin dan sebagian Jalan Gatot Subroto. Kini uji coba mulai diterapkan di banyak titik lainnya, di antaranya adalah Pondok Indah, Jakarta Selatan; dan Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Tak cuma itu, waktu penerapannya pun ditambah menjadi 15 jam per hari, berlaku mulai pukul 06.00 hingga 21.00 WIB. Uji coba dilakukan mulai 2 hingga 31 Juli.
Diprotes Sebagian Warga
Kebijakan itu rupanya harus dibayar mahal sejumlah masyarakat di Ibu Kota. Lantaran sistem ganjil-genap diperpanjang, volume lalu lintas di sejumlah kawasan alternatif pun menjadi semakin gemuk. Aktivitas mereka lalu otomatis terganggu.
Macet panjang kadang tak terhindarkan. Akibatnya, sejumlah warga protes dan merasa keberatan. Walau tak sedikit juga masyarakat yang memahami kondisi ini.
Imran, warga Jakarta Selatan (27 tahun), misalnya. Dia mengaku sangat terganggu dengan kebijakan itu lantaran membuatnya harus memutar otak bila membawa mobil untuk bekerja.
Sebab, uji coba kebijakan berlangsung sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.