Pesan Semangat Jupe Melawan Kanker

Julia Perez.
Sumber :
  • instagram.com/juliaperrezz

VIVA.co.id – Meninggalnya Julia Perez pada Sabtu 10 Juni 2017 membuat duka dan kesedihan mendalam. Keluarga, sahabat, teman, penggemar, netizen, hingga publik yang mencintainya harus merelakan kepergian bintang film Gending Sriwijaya itu menuju peristirahatan terakhir.

Perjuangan Jupe --begitu sapaan akrab Julia Perez-- melawan kanker serviks yang menggerogoti tubuhnya selama tiga tahun terakhir telah memberikan banyak pelajaran. Banyak pesan berharga yang ditinggalkan. Tidak sekadar perjuangannya melawan penyakit kanker serviks yang dideritanya, tapi juga semangatnya untuk sembuh.

Meski untuk itu, pelantun Belah Duren tersebut harus menahan sakit yang cukup hebat selama tiga tahun lebih.

Positif mengidap kanker serviks, Jupe langsung memilih terbang ke Singapura untuk berobat. Tak hanya menjalani operasi, artis 36 tahun ini juga menjalani kemoterapi.

Saat itu, Jupe berharap penyakitnya segera diangkat dan bisa sembuh. Selama setahun lebih Jupe harus bolak balik ke Singapura untuk berobat kanker serviksnya.

Selama berobat di Negeri Singa itu, Julia Perez harus merasakan susah makan. Akibatnya berat badannya turun hingga 42 kilogram. Namun, setelah kembali ke Indonesia, ia merasakan lebih baik dan berat badannya pun naik hingga 45 kilogram.

Selanjutnya, Semangat Melawan Kanker

Semangat Melawan Kanker

Adik Terbebani Gantikan Posisi Julia Perez

Perjuangan Julia Perez untuk sembuh dari penyakit kanker serviks tak berhenti setelah kepulangannya dari Singapura. Jupe terus berobat, hingga akhirnya harus menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Saat dirawat di RSCM, kanker sudah menyerang ke hampir seluruh tubuhnya. Ya, Julia Perez menderita kanker serviks stadium empat.

Pesan Julia Perez Lewat Mimpi Adiknya

Bahkan, Jupe saat itu hanya bisa terbaring di atas tempat tidurnya. Tak kuat untuk berdiri lagi karena kakinya yang bengkak.

Namun, semangat Jupe untuk sembuh dan sehat kembali sangat tinggi. Jupe selalu rajin mengonsumsi obat dan makanan yang dianjurkan dokter kepadanya.

40 Hari Kepergian Jupe, Keluarga Gelar Tahlilan

Bahkan, sang ibunda, Sri Wulansih, saat itu yakin Jupe dalam keadaan sehat. "Perkembangannya sudah semakin sehat," kata Sri Wulansih, saat diwawancara di Rumah Sakit Cipto Mangunkusuno.

Bahkan, kala itu, Sri dengan nada bahagia melihat perkembangan lebih baik dari kondisi kesehatan Jupe. Jupe juga dikatakan Sri, saat itu lebih banyak tersenyum dan tertawa sambil melupakan sakitnya saat itu.

Walaupun untuk itu, tak sedikit biaya yang harus dikeluarkan demi pengobatan dan kesehatan Jupe selama dirawat di RSCM.

Tidak hanya menjalani perawatan intensif di RSCM dan Singapura, Jupe sebelumnya sempat mencari obat kankernya hingga ke Papua. Jupe ingin menjajal pengobatan nonmedis dengan mencari buah merah, yang hanya ada di Papua.

"Katanya di Papua itu ada buah yang bisa sembuhkan sakit berat sekalipun. Makanya langsung mencari buah merah," kata Julia Perez saat itu melalui keterangan tertulis yang diterima VIVA.co.id, Jumat 16 Desember 2016.

Gayung pun bersambut. Gubernur Papua, Lukas Enembe, yang mendengar kedatangan Jupe, langsung memberikan buah merah tersebut. Tak lupa Lukas Enembe ketika itu mendoakan Jupe dapat segera disembuhkan dari penyakit kanker serviksnya.

Kedatangan Jupe ke Papua itu sekaligus juga menunjukkan semangatnya untuk tetap bekerja. Saat itu, juga dibicarakan mengenai rencana pergelaran musik. Melalui event musik, bintang film “Rumah Bekas Kuburan” itu pun berharap semakin banyak orang berkunjung ke Papua.

Jupe ketika itu mengatakan, kanker stadium empat cuma angka. Menurut dia, yang terpenting semangat dalam diri untuk sehat lagi.

“Sebenarnya saya juga enggak mau pakai kursi roda atau berbaring terus di kasur terlalu lama, karena itu akan melemahkan saya. Saya masih mau berguna buat orang banyak,” ujar Jupe kala itu.

Selanjutnya, Mencegah Kanker Serviks

Mencegah Kanker Serviks

Lalu, apa sebenarnya kanker serviks dan bagaimana pencegahannya?

Umumnya gejala kanker tak bisa dirasakan pada stadium awal. Namun, gejala tersebut baru muncul ketika memasuki stadium empat. Kondisi itu yang menyebabkan banyaknya pasien kanker serviks yang terlambat ditangani.

Kanker serviks terjadi akibat penularan human papillomavirus (HPV), bisa lewat hubungan seks atau tertular lewat dudukan toilet, bahkan berganti celana dalam.

Jika virus HPV sudah menular dan menempel pada mulut rahim, bisa membahayakan kondisi tubuh tertular. Karena itu, langkah pencegahan sangat penting dilakukan.

Salah satu langkah pencegahan paling aman dan memungkinkan adalah dengan melakukan vaksin. Tak hanya itu, pemberian vaksin HPV ini paling baik dilakukan sejak dini.

"Vaksin diberikan sejak usia muda, agar memproteksi lebih baik. Antibodi di usia sembilan tahun itu masih sangat bagus dibandingkan imun di usia tua, jadi pemberian dua kali dosis saja sudah cukup," ujar Ketua Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI), Prof. Dr. dr. Andrijono, SpOG(K) kepada VIVA.co.id, beberapa waktu lalu.

Vaksinasi di usia muda menunjukkan kemampuan diri yang lebih baik. Data di Swedia menunjukkan, bila vaksinasi diberikan di usia kurang dari 17 tahun, kemampuan dirinya lebih banyak dari 75 persen.

"Sedangkan di usia 14-45 tahun diberikan dalam tiga kali dosis. Dan untuk yang sudah menikah, jika memang hasil skriningnya negatif pada HPV, bisa diberikan vaksin juga," tuturnya.

Keamanan vaksin HPV telah dibuktikan melalui penelitian ilmiah. Pada program vaksinasi di Jakarta tahun lalu, tidak ada keluhan efek samping, kecuali bengkak atau nyeri di lokasi suntikan. Di seluruh dunia pun tidak ditemukan efek samping yang serius.

"Vaksin ini melindungi dari kanker serviks sampai 70 persen. Dibandingkan skrining, vaksin jauh lebih efektif, karena membasmi lesi prakanker yang timbul," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya