Nur Rofiah Ungkap Pentingnya Harmoni Iman, Ilmu dan Amal

Dosen PTIQ Nur Rofiah
Sumber :
  • VIVA/Eduward Ambarita

VIVA – Baik dan buruk hidup seorang manusia amat ditentukan oleh tiga hal. Menurut dosen Pasca Sarjana dari Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an atau PTIQ, Nur Rofiah, perilaku atau kehidupan manusia agar berjalan sesuai harapan harus memahami tiga hal penting sebagaimana diajarkan oleh agama Islam. Yakni iman, ilmu dan amal.

Sering Dikirim Saat Lebaran, Apa Arti Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Taqabbal ya Karim?

Kata Rofiah, harmoni antara iman, ilmu dan amal menjadi penting supaya manusia benar-benar dipastikan untuk sukses dalam hidup, baik di dunia dan akhirat. 

“Dampak dari beriman dengan benar, akan senantiasa melahirkan kemaslahatan-kemaslahatan bagi seluruh manusia dengan cara yang maslahat juga," tutur Nur Rofiah, dalam program ngabuburit yang bertajuk “Inspirasi Walisongo; Iman, Ilmu dan Amal” yang ditayangkan melalui kanal YouTube BKNP PDI-P, seperti dikutip VIVA, Rabu 12 Mei 2021.

Terungkap Sumber Ilmu Ramalan yang Dimiliki Jayabaya, Ternyata Berasal dari Ulama Ini

Baca juga: Bupati Kendal Sidak Minimarket, Makanan Kadaluarsa Ditemukan

Acara yang juga dipandu oleh politisi PDIP Rano Karno ini, turut menjabarkan bagaimana keimanan merupakan aspek fundamental dalam menjalani kehidupan. Artinya tanpa suatu keimanan, tujuan dan orientasi hidup manusia akan semakin tidak menemui kejelasan dan tidak bermakna apa pun bagi dirinya. Dan dengan iman ini lah, kata Rofiah, setiap perbuatan manusia akan memiliki nilai di hadapan Allah SWT karena membawa kemaslahatan dan kemanfaatan untuk masyarakat sekitar.

Ramadan, Bulan Menjaga Lisan

"Semisal orang berkata saya beriman kepada Allah, itu buktinya apa? Misalnya berbuat baik atau beramal shaleh. Dan berbuat baiknya itu harus maslahat untuk dirinya sendiri dan orang lain, tidak dalam artian berbuat bagi orang lain dengan cara dzalim kepada diri sendiri, atau berbuat baik terhadap diri sendiri lantas dzalim kepada orang lain," sambung Nur Rofiah yang pernah menamatkan studi doktoralnya dari Universitas Ankara Turki ini.

Menurut Rofiah, praktik beragama yang mantap dan tidak mudah goyah itu bisa dicapai jika didasari oleh ilmu-ilmu agama yang benar, diperoleh dari sumber yang bisa dipercaya. Ilmu agama, kata dia, buka didasari oleh duga-duga dan dorongan hawa nafsu belaka.

Beragama tanpa ilmu ditegaskan olehnya berpotensi merusak. Karena boleh jadi orang dapat menafsir dan menyangka mana benar dan mana yang salah, secara fatal. Tanpa ilmu pula, menduga- duga suatu perbuatan sebagai ibadah padahal sama sekali bukan, menganggap berpahala atas apa yang sebenarnya berdosa, meyakini maslahatnya padahal senyatanya adalah mafsadat dan sebaliknya, dan seterusnya.

Kebutaan akan ilmu-ilmu agama telah membuat sebagian besar kaum beragama menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan mereka. Kata Rofiah, mereka pun cenderung mengangkat orang-orang yang tidak paham agama sama sekali menjadi panutannya. Maka dalam kondisi seperti ini, maka satu-satunya cara yang bisa mengontrol hawa nafsu dan perbuatannya adalah ilmu pengetahuan. Mantapnya ilmu pengetahuan seseorang akan berdampak baik pada perilaku orang dalam beragama.

“Untuk bisa memastikan bahwa perbuatan kita itu memberi dampak baik bagi diri sendiri dan pihak lain sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah, maka perlu ilmu. Tidak yang asal-asalan semisal ingin berbuat baik tapi caranya membahayakan,” papar Nur Rofiah

Kemudian Nur Rofiah memberikan arahan bagaimana cara mendapatkan ilmu yang baik. Hal itu bisa didapatkan dari pengalaman, dari bertanya, atau memperbanyak bacaan. Untuk mendapatkan ilmu tidak harus duduk di bangku sekolah. Menurutnya, setiap manusia sudah dibekali akal dan hati nurani untuk mengolah pengalaman untuk menjadi sebuah ilmu pengetahuan.

"Dan cara untuk bisa berilmu itu tidak harus belajar secara khusus di bangku sekolah. Orang diberi akal dan hati nurani untuk memilah, memilah mana yang baik dan yang buruk adalah dengan akal, lalu  memilih atau berkomitmen yang baik itu dengan hati nurani," tutup Nur Rofiah.

Sekadar diketahui, program Ngabuburit BKNP PDIP dengan tema besar ‘Mata Air Kearifan Walisongo’ hadir secara rutin dan reguler pada bulan Ramadhan setiap pukul 17.00 WIB. Sementara saat sebelum sahur, ditampilkan program sejenis dengan program 'Inspirasi Sahur Islam dan Kebangsaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya