VIVAnews - Setelah keributan dengan kekasihnya, Chris Brown, Rihanna kini tak diketahui keberadaannya. Keributan yang berbuntut kekerasan terhadap Rihanna rupanya membuat gadis bernama asli Robyn Fenty itu mengasingkan diri.
Kekhawatiran ayah Rihanna, Ronald Fenty, terjawab sudah. Setelah putusnya Rihanna dengan Brown, Ronald sempat mengkhawatirkan dirinya tak dapat membantu mengatasi ketakutan putrinya itu.
Ronald mengatakan, dirinya dapat mengatasi putrinya setelah keributan yang berakhir dengan kekerasan bulan lalu. Tak lama setelah insiden itu, Ronald sangat terkejut. Ronald menemukan bahwa alamat surat elektronik dan nomor telepon pelantun 'Umbrella' itu sudah berubah.
Ronald mengakui bahwa dia dan anggota keluarga lainnya terus memantau perkembangan pemberitaan kontroversi Rihanna dengan Brown. Apalagi, media menyebutkan petugas berwenang akan mendengar tuduhan kekerasan itu dari Brown. Mengapa hanya versi Brown? Karena hingga kini mereka tidak mengetahui keberadaan Rihanna.
"Saya telah mendengar banyak cerita. Tetapi saya tidak dapat menemui Rihanna. Ibunya juga tidak dapat menghubunginya. Kakak Rihanna mengatakan kepada saya, bahwa adiknya telah mengganti alamat surat eletronik," kata Ronald seperti dikutip UsMagazine.com, Sabtu, 7 Maret 2009.
Ada orang lain yang mempengaruhi Rihanna. Ronald dan keluarga sudah kehilangan Rihanna. Sang ayah pun sudah mencoba mengirim pesan dan menghubungi nomornya yang lama.
Ketika Ronald menghubungi nomor lama Rihanna, terdengar suara wanita dari seberang sana dan menjawab, "Ini bukan nomor Robyn (Rihanna) lagi. Lalu saya bertanya, apakah anda bekerja dengan Robyn? Atau punya kesepakatan dengan Robyn? Tiba-tiba si wanita itu mematikan telepon," sesal Ronald.
Hingga kini keluarga tak mengetahui keberadaan Rihanna. Sang ayah pernah mencoba menghubungi kembali. Di seberang sana ada pesan suara terdengar, "Ayah aku merindukanmu. Itu saja dan saya tidak dapat membalas," ujar Ronald.
Skenario Bundesliga Kirim 6 Wakil ke Liga Champions Musim Depan
Bundesliga Jerman berpeluang mencatat hal sensasional dengan mengirimkan enam wakil ke Liga Champions musim 2024/25. Begini skenario agar hal tersebut terwujud.
