Tak ditemukan Kecocokan dengan Sianida, Isi Sampel Lambung Mirna Malah Tunjukkan Maag Kronis?
- Muhammad Solihin
JAKARTA – Kasus kopi sianida kembali menjadi sorotan masyarakat ramai. Salah satu yang menarik dari kasus ini adalah tentang sosok ahli forensik dr. Djaja Surya Atmadja.
Djaja merupakan dokter yang pertama kali mengungkap detail tentang kondisi jenazah Mirna Salihin tepat dua jam setelah dinyatakan meninggal dunia. Dia menemukan tidak adanya tanda atau ciri Mirna Salihin mengalami keracunan sianida.
Hal ini bisa dibuktikannya mengingat dia adalah peneliti sianida selama 30 tahun lamanya. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.
Saat memeriksa jenazah Mirna dia tidak melihat adanya tanda kemerahan pada wajah Mirna yang merupakan tanda khas seseorang keracunan sianida.
Hingga tidak mencium adanya bau sianida saat menekan lambung Mirna. Karena itulah dia sempat di BAP oleh pihak kepolisian lantaran menjadi orang pertama yang melihat jenazah Mirna setelah dinyatakan meninggal dunia.
Namun sayangnya hanya dialah satu-satunya orang yang tak dipanggil sebagai saksi oleh pengadilan dari semua orang yang telah di BAP pihak kepolisian.
"Semua yang di BAP semua dipanggil ke pengadilan kecuali saya. Orang mati yang ahli dokter, jadi keterangan dokter itu yang utama," jelasnya mengutip tayangan YouTube dr. Richard Lee.
Saat itu, tidak dipanggilnya Djaja ini sempat membuat pengacara Jessica Wongso, Otto Hasibuan curiga.
Otto kemudian menghubunginya dan meminta klatifikasi atas laporan BAP terhadapnya.
"Dia baca (berkas) ini kok enggak dihadirkan saya dicari dihubungi pak Otto. 'Sebenarnya dok saya sudah baca tapi yang dokter temukan apa, berarti dia enggak salah dong'. Dia ngomong gitu, saya bilang 'ini bukan sianida' bukan yakin, saya sangat yakin karena saya bisa cium sianida saya yakin bukan sianida," ujarnya.
Namun seiring berjalannya kasus tersebut, dokter Slamet yang dipanggil pihak jaksa untuk memberikan kesaksiannya mengungkap fakta menarik. Dimana usai melakukan pengambilan sample, ternyata hasilnya tidak cocok dengan sianida.
"Isinya di dalam lambung darahnya hitam, di dalam lambung ada tukak lambung. Jadi ada luka, itu diambil dan diperiksa ketemu monosit. Kalau ada luka baru akibat kimia yang ada sel leukosit tapi kalau udah lama udah kronis jadi sel radang bulat-bulat artinya maag kronis artinya pendarahan lambung, tapi temuannya enggak cocok dengan sianida," jelasnya.