Jubir PKS: Anies Baswedan Seorang Teknokrat Pengalaman Lengkap, Bukan Kaleng-Kaleng

Juru bicara DPP PKS, Pipin Sopian
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan bahwa semua warga negara Indonesia (WNI) yang memenuhi persyaratan perundang-undangan memiliki hak untuk menjadi calon presiden dalam sistem demokrasi melalui pemilihan presiden secara langsung.

Megawati Panaskan Mesin Politik PDIP, Pimpin Konsolidasi untuk Pilkada 2024

Juru Bicara DPP PKS Pipin Sopian, menjelaskan bahwa dalam konstitusi Indonesia sangat jelas semua WNI memiliki hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi presiden.

Pipin menuturkan hal itu untuk merespons pernyataan terkait pencalonan Anies Baswedan pada Pilpres 2024. 

Prabowo Gandeng PKB dan Nasdem, Gibran: Ini Bukan Meninggalkan PDIP

"Seluruh WNI bisa mencalonkan diri menjadi presiden jika memenuhi persyaratan dalam perundang-undangan, khususnya UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017. Kemudian ada ketentuan partai politik atau koalisi partai politik di Senayan dengan minimal perolehan kursi 20% atau jumlah suara sah minimal 25% untuk mencalonkan pasangan capres dan cawapres," tuturnya, Kamis (21/9/2023).

Pipin menegaskan, pasangan capres - cawapres dari Koalisi Perubahan Anies - Cak Imin, yang diusung PKS, NasDem, dan PKB telah memenuhi ketentuan perundangan untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024.

Soal PKB Gabung di Pemerintahan Prabowo, Cak Imin: Sudah Cethowelo-welo, Jelas Terpampang

"Insyaallah kami sangat solid, bahkan sudah paling siap untuk mendaftarkan pasangan Anies - Cak Imin ke KPU."

Caleg DPR dari PKS Dapil Jawa Barat VII ini menambahkan, Anies Baswedan memiliki pengalaman panjang. Anies memimpin DKI Jakarta selama 5 tahun sebagai gubernur. Anies juga pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Sebelumnya, Anies juga memimpin Universitas Paramadina sebagai rektor termuda di Indonesia.

"Mas Anies seorang cendekiawan, seorang teknokrat. Rekam jejaknya sudah terbukti, bukan kaleng-kaleng. Bahkan, beliau sering dikenal sebagai pemimpin yang mampu mendengar sekaligus menggerakkan."

Cucu dari A.R. Baswedan, seorang pahlawan nasional atas jasa-jasanya dalam kemerdekaan Indonesia, tumbuh besar dan menamatkan jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak (TK) hingga kuliah di Yogyakarta. Ketika mahasiswa, suami dari Fery Farhati ini menjadi pegiat dan aktivis serta diamanahi sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) periode 1992-1993.

Setelah selesai sarjana, Anies meneruskan pendidikan S2 ke University of Maryland dan doktor di Northern Illinois University, Amerika Serikat. Setelah menyelesaikan S3 di AS, Anies kembali Indonesia dan bersama teman seide dan seperjuangan, memprakarsai Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) dan Kelas Inspirasi (KI) serta mendukung Indonesia Menyala.

Anies juga ikut terlibat di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan menjadi Tim Delapan (2010), Ketua Komite Etik KPK (2013).

"Selain sebagai cendekiawan, Mas Anies telah teruji dan terbukti karyanya sebagai gubernur, sebagai menteri pendidikan, sebagai rektor, dan sebagai aktivis kegiatan sosial di bidang pendidikan. Jadi Mas Anies ini seorang teknokrat, yaitu cendekiawan yang telah berkecimpung di pemerintahan," tutur Pipin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya