Logo WARTAEKONOMI

Cloudera Luncurkan CDP Private Cloud Berbasis Red Hat OpenShift

Cloudera Luncurkan CDP Private Cloud Berbasis Red Hat OpenShift. (FOTO: WE)
Cloudera Luncurkan CDP Private Cloud Berbasis Red Hat OpenShift. (FOTO: WE)
Sumber :
  • wartaekonomi

Peluncuran Cloudera Data Platform Private Cloud yang dibangun berbasis Red Hat OpenShift mengakselerasi transformasi digital dengan memanfaatkan kekuatan data di private cloud dan hybrid cloud dengan kecepatan, skala dan nilai ekonomi setara cloud-native

Cloudera, (NYSE: CLDR), perusahaan cloud data enterprise meluncurkan Cloudera Data Platform Private Cloud (CDP Private Cloud) dikembangkan untuk hybrid cloud sehingga perusahaan dapat menghubungkan private cloud yang berada di dalam data center perusahaan (on-premise) dengan public cloud secara mudah dengan keamanan dan tata kelola terintegrasi yang konsisten. 

Enterprise data cloud memberikan analitik secara mandiri di lingkungan hybrid cloud dan multi-cloud, memberikan nilai dari edge ke AI. CDP Private Cloud yang didukung Red Hat OpenShift melengkapi visi enterprise data cloud dengan arsitektur hybrid yang kuat berbasis Kubernetes. CDP Private Cloud memisahkan komputasi dan penyimpanan agar infrastruktur private cloud dan public cloud yang diimplementasikan menjadi jauh lebih agile, lebih mudah digunakan dan lebih efisien. 

“Setiap perusahaan atau organisasi berskala besar tidak akan pernah luput dari kompetisi. Apalagi di situasi ekonomi dan persaingan global seperti sekarang ini. Untuk itulah mereka harus cermat memanfaatkan data yang mereka miliki, mengolahnya menjadi daya saing yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Ini bukanlah suatu hal yang mudah, karena data tidak akan menjadi semakin kecil. Sebaliknya, data hanya akan menjadi semakin besar dan semakin kompleks”, kata Mark Micallef, Vice President of Asia Pacific and Japan, Cloudera dalam webinar, Kamis (25/6).

“Solusi dari Cloudera memungkinkan divisi IT kini dapat menjalankan fungsi analitik di cloud apapun, sehingga bisnis dapat memiliki kecepatan dan agility yang diinginkan dengan keamanan dan tata kelola yang sesuai kebutuhan perusahaan besar.”

Menurut IDC, agility bisnis menjadi faktor pemicu paling penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan cloud. Hingga tahun 2021, lebih dari 90% perusahaan di Asia Pasifik akan mengandalkan kombinasi private cloud di dalam data center perusahaan, beberapa public cloud dan platform on-premise untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur mereka. 

Sementara di Indonesia, IDC memprediksikan bahwa pada 2023, lebih dari 50% investasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan digunakan untuk transformasi dan inovasi digital, naik dari 27% pada 2018.ÂÂ