- crash.net
Kali ini pembalap muda asal Prancis Jules Bianchi, yang bernasib nahas. Pria kelahiran Nice, 3 Agustus 1989 itu harus meregang nyawa usai mengalami kecelakaan di Grand Prix Jepang.
Insiden ini sebenarnya terjadi Oktober 2014. Namun Bianchi tidak tewas di tempat seperti yang dialami Senna 21 tahun lalu. Bianchi masih sempat dirawat di rumah sakit di Prancis, dalam kondisi koma selama sembilan bulan.
'Pertempurannya' berakhir, Jumat, 17 Juli waktu setempat. Bianchi dinyatakan wafat setelah sempat dirawat di rumah sakit dekat kediaman orang tuanya di Prancis. Bianchi meninggal di usia yang masih sangat muda, 25 tahun.
Kabar duka ini tentu saja menghadirkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga. Begitu juga bagi pembalap-pembalap F1 lainnya.
"Kemarin, kami kehilangan pria yang benar-benar luar biasa dan seorang petarung sejati #RIP Jules," ujar pembalap McLaren, Jenson Button lewat akun Twitternya dilansir BBC.
"Rasa duka cita yang mendalam bagi keluarga dan teman-temnnya."
Pembalap F1 lainnya Lewis Hamilton, juga tak kalah sedihnya. "Hari ini sangat menyedihkan teman. Tolong berdoa untuk Jules. RIP Jules. Semoga Tuhan besertamu," kicaunya.
Kecelakaan yang dialami Bianchi terjadi saat mobilnya tergelincir dari lintasan sirkuit Suzuka yang basah. Mobilnya tergelincir dan menabrak crane yang tengah mengangkat mobil pembalap Sauber Jerman Adrian Sutil, yang juga kecelakaan di lokasi yang sama.
"Tidak ada kata yang bisa menggambarkan seperti apa kehilangan yang dirasakan keluarga dan olahraga ini. Saya hanya bisa katakan, sangat menyenangkan mengenal dan balapan dengan Anda," tulis mantan rekan setimnya, Max Chilton.