- VIVA/Rahmad Noto (03-09-18)
VIVA – Prestasi kontingen Indonesia menduduki peringkat empat Asian Games 2018, tak lepas dari konstribusi atlet Jawa Timur. Total, Jatim menyumbang 24 medali di ajang multievent terbesar di Benua Asia itu.
Rinciannya, 11 medali emas, 5 perak dan 8 perunggu. Jika dihitung dari perolehan medali emas Indonesia yaitu 31, maka sekitar 30 persen medali emas Indonesia berasal dari keringat atlet-atlet Jatim. Sebelas medali emas itu dihasilkan dari nomor perorangan maupun beregu. Yaitu, Aji Bangkit Pamungkas (pencak silat), Sarah Tria Monita (pencak silat), Rindi Sufrianto, Abduzar (panjat tebing).
Disusul trio paralayang, Jafro Megawanto, Roni Pratama dan Joni Efendi yang menyumbang 2 medali emas, Eko Yuli (angkat besi), Kevin Sanjaya (bulutangkis), Saiful Rijal (sepak takraw), Rifki Ardiansyah (karate) dan pasangan Aldila Sutjiadi-Cristopher Rungkat (tenis).
Satu lagi medali emas diraih trio dayung, Muhad Yakin, Ihram dan Ardi Isadi. Sedangkan medali perak dan perunggu dihasilkan dari beberapa cabang olahraga. Di antaranya, voli pantai, senam, dayung, sepak takraw dan paralayang.
"Kalau 11 emas dari perolehan 31 emas secara nasional, ya kita bisa membuktikan pada Indonesia dan dunia bahwa Jawa Timur kontribusinya lebih besar," ujar Ketua Umum KONI Jatim, Erlangga Satriagung saat menjemput langsung kedatangan atlet di Bandara Juanda Surabaya, Senin 3 September 2018.
Perolehan 11 medali emas atlet Jatim di Asian Games sebenarnya membuat KONI Jatim terkejut. Sebab, hitungan awal jumlah medali emas tidak mencapai angka 10 medali emas baik di nomor perorangan maupun beregu bersama atlet daerah lain.
"Sebenarnya, di Asian Games ini kita prediksi atlet Jatim akan dapat sembilan emas. Ternyata bisa meraih 11 medali emas. Ada beberapa yang kita prediksi dapat emas gagal tapi ada yang mengejutkan, " ujar Erlangga.
Salah satu yang mengejutkan adalah medali emas yang diraih Aldila yang tampil di tenis ganda campuran berpasangan dengan Christoper Rungkat.
"Perhitungan kita mereka masuk semifinal itu sudah sangat bagus karena track record lawannya lebih baik. Ternyata mereka bisa dapat emas," katanya.
Sementara itu, gagalnya dua atlet panahan, Riau Ega dan Diananda cukup disayangkan. Sebab, salah satu dari kedua atlet ini diharapkan bisa mendulang emas di ajang bergengsi empat tahun sekali ini.
"Ya memang itu Riau Ega dan Diananda, mereka punya peluang. Hanya saja masalahnya kurang tenang atau anginnya berubah," sesal Erlangga.
Namun, keberhasilan atlet Jatim meraih 11 medali emas Asian Games, lanjut Erlangga, membuktikan jika mereka mampu bersaing di ajang internasional.
"Ini artinya apa yang kita lakukan selama ini on the track di mana basisnya adalah sport science dengan konsep by design. Sehingga, sejak awal para atlet sendiri sudah bisa menilai kemampuannya sendiri," ujarnya.