Kritik Tajam Para Mantan Atlet untuk Menpora

Menpora Imam Nahrawi
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA.co.id -
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mematok target tinggi di Asian Games 2018. Selain berharap sukses dalam hal penyelenggaraan, kontingen Indonesia juga diminta sukses dalam mereguk prestasi.


Imam menargetkan Pasukan Merah Putih masuk lima besar dalam prolehan medali. Target yang sebenarnya cukup tinggi, mengingat prestasi olahraga nasional yang tengah terpuruk dalam beberapa tahun terakhir.


Target dari Menpora ini mendapat cibiran dan Forum Komunikasi Mantan Atlet Nasional (FK MAN). Menurut sejumlah mantan atlet yang pernah mengharumkan nama bangsa, target itu dinilai berlebihan.


"Asian Games itu minimal enam tahun untuk persiapan. Ini tiga tahun adem ayem
aja
. Tidak ada gebrakan atau terobosan. Saya yakin tidak akan ada prestasi. Ini hanya akan jadi pemborosan," ujar mantan atlet bulutangkis nasional, Ivana Lie, dalam diskusi bertema "Menilai 100 hari kerja Menpora" di Palmerah, Jakarta, Senin 16 Februari 2015.


GGI 2015: Ajang Pertarungan Pegolf Muda
Senada dengan Ivana, mantan atlet renang, Lukman Niode, juga menyangsikan tim Indonesia akan berjaya di Asian Games 2018 meski menjadi tuan rumah. Menurutnya, tak ada strategi pasti dari pemerintah terkait target tersebut.

Perlu Terobosan Baru untuk Angkat Prestasi Indonesia

"Kalau mau sukses prestasi, bagaimana strateginya untuk mencapai target. Harus ada strategi untuk itu. Ini memang Asian Games, tapi levelnya sudah sama seperti dunia," cetus Lukman.
Atlet Indonesia Torehkan Rekor di APG 2015


FK MAN sendiri akhirnya mengeluarkan lima masukan untuk Menpora mencapai target tinggi di Asian Games 2018. Pertama, evaluasi Perpres No. 22 tahun 2010 tentang PRIMA (khususnya yang berkaitan dengan pembagian wewenang/tupoksi).


Kemudian, mengganti semua pejabat maupun pelaksana yang tidak kompeten dan sudah nyata terus-terusan gagal, dengan SDM yang kompeten melalui
proper test
. Ketiga, melaksanakan pembinaan Pelatihan Performa Tinggi (PPT) dengan aplikasi "sport science" secara konsisten, bukan hanya lips Service.


Keempat, memperbaiki tata kelola keuangan dengan akuntabilitas yang tinggi. Dan terakhir, mengefisiensikan mata rantai birokrasi dukungan anggaran.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya