- Raden Riki Ilham Rafles Karami/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Atlet ski air andalan DKI Jakarta, Emilia Guliva Hampp sukses mencuri perhatian saat tampil di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/Jawa Barat 2016. Tak cuma karena prestasinya, namun juga kecantikannya yang mampu menyedot perhatian para penonton.
Emil, begitu dia akrab disapa mengaku dalam keluarganya lebih kental darah seni yang mengalir, ketimbang menjadi atlet. Dia, bahkan mengaku sempat bingung memilih karier untuk menjadi atlet atau artis.
Sejak kecil pun, dia lebih akrab berlatih seni vokal, piano, dan balet. Hingga kemudian saat berusia enam tahun, dia mulai menekuni olahraga renang. Selang beberapa lama, dia memilih hijrah ke ski air, karena mengincar satu tempat di tim DKI yang saat itu sedang mencari bakat muda.
"Ini olahraga yang cukup sulit. Untuk bisa berdiri di atas papan saja butuh waktu enam bulan," kata gadis yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA Global, Cibubur tersebut saat ditemui di Situ Saguling Padalarang, Bandung Barat.
Niatan Emil untuk terjun ke dunia perfilman sebenarnnya tak terlepas dari profesi Ayahnya, yakni sutradara. Tetapi, ketika dia mengutarakan niatnya untuk mengikuti jejak sang Ayah justru dilarang.
Dia justru terus didorong untuk menjadi seorang atlet, yang nantinya bisa mencetak prestasi gemilang Indonesia di kancah internasional. Latihan demi latihan di Danau Sunter, Jakarta Utara pun dilakoni, meski setiap hari dia harus menempuh jarak jauh dari tempat tinggalnya di Cibubur.
Jelang Pra PON, September 2016, Emil juga sempat mengalami masa jenuhnya latihan yang membuatnya ngambek dan mogok latihan selama dua bulan. "Saya sampai nangis, karena tidak mau latihan. Sampai dapat SP (Surat Peringatan) dari Ketua Pengprov Ski Air DKI," ungkapnya.
Kini, di PON 2016 yang jadi penampilan keduanya, gadis blasteran Jerman-Manado itu langsung melejit, dengan meraih medali emas di nomor slalom putri. Hasil itu, membuatnya kian termotivasi untuk terus berlatih dan mampu memberikan hasil terbaiknya buat Merah Putih. (asp)
Terbukti Doping, Sanksi Berat Menanti Atlet PON dan Peparnas
Pencabutan medali, bonus dan larangan bertanding sudah menanti mereka.
