Indonesia Gagal di Piala Uber, Greysia Keluarkan Kata-kata 'Ajaib'

Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Sumber :
  • Instagram

VIVA – Tim bulutangkis Indonesia gagal melangkah lebih jauh atau bahkan merebut juara di Piala Uber 2020. Itu setelah mereka ditumbangkan Thailand di babak perempat final dengan skor 2-3.

Sabet Medali Perak, Prestasi Membanggakan Tim Uber Cup Indonesia

Tiga tunggal putri, Gregoria Mariska Tunjung, Putri Kusuma Wardani, dan Ester Nurumi Tri Wardoyo, gagal menyumbangkan poin bagi Tim Merah Putih. Hanya sektor ganda putri yang berhasil mendulang angka dari Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.

Hasil negatif ini kembali membawa Indonesia gagal menjadi yang terbaik di Piala Uber. Terakhir kali Merah Putih berkibar di Piala Uber pada 1996 silam atau 25 tahun lalu.

Jadwal Final Indonesia Vs China di Piala Thomas dan Uber 2024

Greysia Polii/Apriyani Rahayu saat latihan persiapan Piala Sudirman 2021

Photo :
  • badmintonindonesia.org

Sebenarnya, prestasi ini sudah terbilang bagus mengingat Indonesia mengandalkan sederet pemain muda. Tapi, tetap saja kekalahan ini memunculkan kekecewaan mendalam bagi Apriyani Rahayu cs.

Ukir Sejarah, Ini Jadwal Siaran Langung Tim Indonesia di Semifinal Piala Thomas dan Uber 2024

Tak ingin juniornya terpuruk, Greysia segera memberikan motivasi bagi para penggawa Piala Uber. Dia menilai Indonesia sudah menunjukkan progres dan bisa bersaing di edisi mendatang.

Tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung di Piala Uber

Photo :
  • Instagram: badminton.ina

"Tidak mengapa gagal kali ini. Terus semangat untuk tahun mendatang," ujar Greysia dalam rilis PBSI yang diterima VIVA.

Di sisi lain, pelatih tunggal putri Herli Djaenudin, mengatakan kegagalan Ester tak lepas dari minimnya pengalaman bertanding. Kurangnya jam terbang sangat terlihat dalam pengambilan keputusan di saat-saat genting.

"Semua karena jam terbang Ester yang minim. Jadi, belum memiliki pengalaman yang banyak untuk menghadapi poin-poin kritis," tutur Herli.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya