Nadal Menikmati Kegagalan di Melbourne

Rafael Nadal di Davis Cup
Sumber :
  • REUTERS/Marcelo Del Pozo

VIVAnews - Rafael Nadal harus mengakui ketangguhan Novak Djokovic, yang berhasil mempertahankan gelar juara grand slam Australian Open. Petenis peringkat dua dunia itu berusaha menikmati kegagalannya di laga final, Minggu 29 Januari 2012.

Duel final antara Nadal dan Djokovic berlangsung sangat sengit sepanjang lima set, selama 5 jam dan 53 menit. Laga di Rod Laver Arena, Melbourne, itu tercatat sebagai partai final terlama dalam sejarah grand slam.

Nadal sempat unggul lebih dulu di set pertama, kemudian Djokovic berbalik memimpin di set kedua dan ketiga. Kembali merebut kemenangan di set keempat, Nadal akhirnya menyerah di set kelima dan Djokovic menuntaskan laga dengan kemenangan 5-7, 6-4, 6-2, 6-7, 7-5.

Ini merupakan kekalahan ketujuh Nadal secara beruntun di final melawan Djokovic, di berbagai turnamen. Wajar saja jika petenis berkebangsaan Spanyol itu meluapkan kekecewaannya.

“Sungguh, saya sangat lelah. Secara fisik, itu pertandingan paling sengit yang pernah saya mainkan,” aku Nadal seperti dikutip dari Reuters, Senin 30 Januari 2012.

“Sebenarnya, saya punya kesempatan besar meraih gelar juara, sekaligus menang atas pemain yang mengalahkan saya enam kali pada tahun lalu. Tapi, saya tidak melakukannya. Padahal kali ini, saya tidak punya masalah mental. Kalau tahun lalu memang harus menghadapi masalah mental saat melawan dia,” sesal petenis yang merengkuh trofi Australian Open pada 2009.

Nadal harus menerima kenyataan pahit di awal musim. Namun, petenis 25 tahun itu enggan meratapi kegagalannya di Melbourne.

“Ya, menyenangkan bisa berjuang di sini, berusaha tampil maksimal, dan mengerahkan fisik sekuat tenaga. Saya sangat menikmatinya dan selalu merasa baik untuk menderita,” imbuh mantan petenis peringkat satu dunia itu.

“Jadi, saat sedang fit, dengan hasrat tinggi untuk bertanding, kemudian siap bersaing, Anda bisa menderita dan harus menikmati penderitaan itu. Saya memang menderita sepanjang pertandingan, tapi saya menikmati semua masalah yang dialami saat itu,” tegasnya.

Acara Met Gala Berlangsung, Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Penuhi Jalanan New York
Pianis Muda Indonesia, Jonathan Kuo

Jonathan Kuo, Pianis Muda Indonesia yang Kembali Memukau di Panggung Musik Klasik

Peningkatan kemampuan Jonathan Kuo juga tidak luput dari pengakuan mentornya, Iswargia R Sudarno, yang melihat potensi besar sebagai seorang pianis solois.

img_title
VIVA.co.id
8 Mei 2024