Dua Ganda Andalan Pelatnas Drop, Ini Hasil Evaluasi PBSI

Pasangan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
Sumber :
  • badmintonindonesia.org

VIVA.co.id - Memasuki masa akhir tahun 2015 ini sejumlah pencapaian negatif dicatat oleh skuad bulutangkis Indonesia. Tak terkecuali juga yang dialami dua ganda andalan utama armada pelatnas Cipayung, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Hendra Setiawan Ungkap Rencana Masa Depan Kariernya

Tren menurun pun seolah terus membayangi prestasi kedua pasangan tersebut dan belum juga menampakan sinyal perbaikan dari situasi itu.

Menyikapi hal ini, PBSI langsung meresponnya dengan memberikan pernyataan resmi yang dipaparkan oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rexy Mainaky dan Kasubid Pelatnas PBSI, Ricky Soebagja.

Jadwal Laga Tim Bulutangkis Indonesia di Olimpiade Kamis Ini

Rexy menilai tren negatif tersebut bukan karena perkara teknis dan tim pelatih harus bisa segera ditemukan solusi terbaiknya.

“Berdasarkan hasil pembicaraan saya dan Herry IP (pelatih kepala ganda putra), sebetulnya tidak ada masalah dengan permainan Hendra/Ahsan, cuma Ahsan memang cenderung jenuh, inilah yang mau saya cari jalan keluarnya,” ujar Rexy yang dirilis situs PBSI, badmintonindonesia.org.

Dukungan 'Adik Kelas' Beri Motivasi Skuad Ganda Campuran

“Kami akan membantu Hendra/Ahsan untuk memperkuat kepercayaan diri mereka, termasuk dengan mengadakan program tambahan yang membantu mereka mengatasi tekanan dan perubahan dari lawan,” tambah pria yang pernah melatih di Malaysia dan Filipina itu.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ricky Soebagja. Mantan pasangan Rexy kala merebut emas Olimpiade Atlanta 1996 ini menyoroti penurunan performa duet Tontowi/Liliyana beberapa waktu belakangan ini.

“Tontowi/Liliyana memang pasangan andalan, namun mereka bukan robot yang bisa menang terus. Mendekati olimpiade, jadwal pertandingan memang padat karena semua mau mengumpulkan poin, rasa jenuh pada Tontowi/Liliyana itu tentu ada,” papar Ricky.

“Solusinya yang pertama adalah mengatur jadwal latihan dan pengiriman ke pertandingan. Kami harus mendapat komitmen dari atlet, kalau mereka siap akan berangkat, kalau tidak ya tidak berangkat, walaupun risikonya penalti untuk turnamen kelas premier,” tambah Ricky. 

Ricky juga berharap pelatih dan atlet harus lebih terbuka mengenai kondisi masing-masing. Hal ini ditekanankan demi dapat mengamankan posisi kedua pasangan ini di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, termasuk mendapat posisi terbaik saat penentuan daftar unggulan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya