4 Fakta Apartemen 'Hantu' setelah Dampak Pandemi COVID-19 di Indonesia

- Istimewa
VIVA – Tingkat hunian apartemen sewa tahun ini memang terpantau masih menurun secara drastis. Sehingga muncul fenomena apartemen hantu atau apartemen sewa yang banyak tidak berpenghuni. Hal ini terjadi selama pandemi Covid-19 melanda Tanah Air. Terlebih Ibu Kota Jakarta sendiri menjadi salah satu kota dengan hunian vertikal tergolong banyak, apalagi di beberapa daerah yang berdekatan dengan kantor atau kampus.
Sebelum memasuki pandemi Covid-19, bisnis properti di Jakarta naik tajam sehingga apartemen begitu menjamur. Bahkan, saat ini tidak jarang yang banting stir harga apartemen sewa supaya tidak kosong. Penurunan tingkat okupansi apartemen sewa atau servis DKI Jakarta ini diperparah dengan pandemi Covid dan imbas kebijakan PPKM. Nah, berikut adalah ulasan tentang fakta apartemen berhantu yang disadur dari berbagai sumber.
Ekspatriat Semakin Sedikit
Ilustrasi apartemen
- dokumentasi
Managing Director PT Ciputra Development Tbk (CTRA), Harun Hajadi mengatakan bahwa pandemi menghantam pasar apartemen sewa sehingga membuat banyak orang enggan untuk menyewa lagi. Selain itu, pasar tersebut juga kebanyakan dihuni oleh para ekspatriat yang umumnya menyewa atau disewakan oleh perusahaan. Akan tetapi, saat pandemi mereka enggan untuk menyewa unit apartemen lagi.
"Pasar apartemen ada dua, pasar sewa dan penjualan. Pasar sewa ini menurun tajam karena pandemi, sehingga penyewa-penyewa banyak dari warga negara asing, sudah nggak ada lagi di Jakarta, kebanyakan mereka pulang sehingga demand sewa menurun jauh," ucap Harun Hajadi dikutip dari Instagram Antaranewscom.