- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
VIVA – Pernyataan Politisi PDIP Adian Napitupulu "kenapa Jokowi yang harus didemo" kena roasting netizen.
Atas ucapannya itu nama Adian jadi perbincangan warganet hingga masuk top trending di Twitter pada Sabtu (9/4).
Pernyataan Adian ini terkait rencana mahasiswa akan turun ke jalan untuk demo Jokowi di Istana, Jakarta, Senin 11 April 2022.
Menurut Adian yang seharusnya didemo itu tiga menteri Jokowi; Menko Luhut, Menko Airlangga, dan Menteri Bahlil.
Perpanjang Jabatan Presiden Jokowi
Presiden Jokowi
- Youtube Sekretariat Presiden
Merekalah yang mengusulkan perpanjangan masa jabatan Jokowi.
Sementara Jokowi sendiri sudah menegur mereka agar tidak lagi membicarakan masa jabatan presiden.
Atas dasar itulah Adian sebagai kader partai pengusung Jokowi merasa heran kepada mahasiswa yang ingin mendemo Jokowi.
Logika Adian bukan tanpa alasan. Ia mengetahui betul soal demo-mendemo. Ia sendiri mengalaminya. Bahkan bukan sekadar ikut-ikutan, tapi ia sebagai salah satu penggeraknya.
Ia dikenal sebagai aktivis 98. Pada tahun 1998 ia mendirikan Forum Kota (Forkot) dan juga sebagai sekjen Perhimpunanan Nasional Aktivis 98 (Pena 98).
Ia bersama mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya turun ke jalan demo Soeharto hingga akhirnya Soeharto lengser dari jabatan presidennya.
Tampaknya Adian Napitupulu sudah dianggap khatam dalam bab demo. Tapi itu dulu.
"Adian NapituDULU," cuit warganet @Arsyadisni dikutip VIVA, Minggu (10/4).
Kini di saat mahasiswa mau demo Jokowi, Adian mendadak lupa. "Adian sekarang jadi Adian NatipuLUPA," celoteh netizen.
Tak hanya itu, Adian pun dipertanyakan oleh netizen, dulu ia demo Presiden Soeharto, bukan menterinya
"Kenapa dulu yang didemo Soeharto bukan Menterinya wkwkwk," cuit netizen @ronnieojol.
Malah netizen ada yang mempersoalkan atas ikut campurnya Adian.
"Yang Didemo Jokowi, kenapa Adian yang komentar," ujar warganet @supriya72540457.
Terpopuler: Kesaksian Mengejutkan Kematian Satpam, Manajer Resto Hotman Paris Bawa Kabur Uang
Seorang petugas satpam Koperasi Unit Desa di Kabupaten Agam, Sumatra Barat, ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi dua bola mata dan daun telinganya hilang.
