Dikalahkan Irak, Timnas Indonesia U-23 Harus Jalani Hal yang Ditakuti Mantan Pelatih Vietnam

Pemain Timnas Indonesia U-23
Sumber :
  • ANTARA/HO-PSSI

VIVA – Timnas Indonesia U-23 kalah dari Irak dalam laga perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024. Bertanding di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar, Kamis malam WIB, 2 Mei 2024, Indonesia kalah dengan skor 1-2.

Reaksi Maarten Paes Usai Tak Dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia

Sejatinya, Indonesia U-23 yang berhasil membuka keunggulan dalam pertandingan ini. Tendangan keras mendatar yang dilepaskan oleh Ivar Jenner pada menit 19 tak mampu dihentikan oleh kiper Irak U-23, Hussein Hasan.

Setelah skor kembali imbang, kedua tim lebih berhati-hati dalam membangun serangan. Sehingga, hingga menit akhir babak kedua tidak ada gol yang tercipta.

4 Pemain Naturalisasi Belum Pernah Bela Timnas Indonesia, Ada Eks Persija Jakarta

Pertandingan berlanjut ke babak tambahan 2x15 menit. Ketika masa tambahan memasuki menit keenam Ali Jasim mencetak gol memanfaatkan kesalahan Justin Hubner mengantisipasi umpan lawan. Timnas Indonesia U-23 tertinggal 1-2.

Setelah itu, Indonesia pun mendominasi pertandingan. Pasukan Shin Tae-yong mencoba menekan pertahanan rapat Irak. Akan teapi, usaha Garuda Muda tidak membuahkan hasil hingga waist meniupkan peluit panjang.

Shin Tae-yong Berpeluang Tambah Pemain untuk Laga Timnas Indonesia Vs Irak dan Filipina

Dengan demikian, Indonesia harus menunda dulu kepastian lolos ke Olimpiade 2024. Mereka akan kembali berjuang melawan wakil Afrika, Guinea U-23 pada 9 Mei 2024 mendatang.

Akan tetapi, laga ini diprdiksi akan berat untuk Timnas Indonesia U-23. Mantan pelatih Timnas Vietnam Philippe Troussier pun sempat mewanti-wanti.

Pelatih asal Prancis itu blak-blakan menyatakan peluang menang wakil Asia melawan Guinea sangat kecil. Dia menilai, perkembangan sepakbola Afrika berkembang pesat, dan laga digelar di Paris menambah kesulitan bagi wakil Asia.

Pasalnya, Troussier mengatakan bahwa Paris adalah rumah kedua bagi banyak pemain Afrika termasuk Guinea.

“Sulit bermain melawan tim-tim Afrika, terutama di Paris. Bisa dibilang Paris adalah rumah kedua bagi banyak pemain Afrika. Dan mereka sedang menunggu," kata Troussier, dilansir Soha.

"Saya sangat yakin bahwa pertandingan melawan Guinea akan sangat sulit karena sepak bola Afrika berkembang sangat pesat Lolos ke Asia jauh lebih mudah dibandingkan harus memainkan babak play-off,” ucapnya menambahkan.

Jika ditelurusi, Guinea memiliki skuad yang sebagian besar terdiri dari pemain yang bermain di liga bawah Perancis, Swiss atau kejuaraan nasional di Afrika Utara. 

Di antara para pemainnya, terutama Ousmane Camara, Striker berusia 23 tahun itu menjadi andalan Annecy di Ligue 2 dengan torehan 5 gol dan 2 assist sejak awal musim. 

Seperti halnya Indonesia, sepak bola Guinea bisa dikatakan sedang naik daun dengan prestasi yang menanjak. Mereka bahkan nyaris merebut tiket otomatis ke Olimpiade andai tidak kalah adu penalti dari Mali.

Di level senior, Guinea saat ini menempati peringkat 76 dunia di ranking FIFA dengan total 1.324,65 poin. Lantas, mampukah Indonesia memanfaatkan kesempatan terakhir ini?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya