Seram, Viral Masker Wajah Pakai Darah Haid dan Ternyata Ini Dampaknya

Bintang porno pakai darah haid untuk masker wajah.
Sumber :
  • Daily Star.

VIVA Trending – Beragam tips unik dan menarik kini menjadi hal lumrah di salah satu platform sosial media Tiktok. Namun, tak semua tips yang viral di media sosial tersebut bisa untuk ditiru.

Cuaca Panas di Thailand Kian Mengkhawatirkan, Tewaskan 61 Orang Sepanjang 2024

Salah satu tren kecantikan viral di Tiktok yang harus dihindari adalah masker wajah dari darah haid atau menstruasi, dan yang dikenal dengan masker wajah darah haid.

Ilustrasi darah haid.

Photo :
  • U-Report
Menguak Manfaat Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh

Beberapa pengguna Tiktok membuat konten mengenai tren ini dan mengeklaim bahwa masker wajah dari darah menstruasi dapat memperbaiki kulit wajah, membuat kulit wajah lebih halus, bahkan menyembuhkan jerawat mereka.

Tak hanya digunakan sebagai masker wajah, seorang pengguna Tiktok bahkan mengoleskan darah menstruasi pada area kulitnya yang baru saja ditato. Dia mengeklaim tindakan tersebut dapat membantu proses pemulihan kulitnya.

Gara-gara Hal Ini, Cuitan Kemal Palevi Soal Vlog Cerai Ria Ricis Diungkit Lagi

"Manfaat awal yang saya lihat (setelah menggunakan masker wajah darah menstruasi) adalah kulit lebih kencang, bercahaya, dan tampilan jerawat atau noda memudar," jelas pengguna Tiktok, Michela Ferullo, seperti dilansir Huffington Post.

Untuk masker wajah, Ferullo biasanya mengambil darah menstruasi yang segar lalu dioleskan ke seluruh wajahnya yang telah bersih. Dia mendiamkan "masker" tersebut selama 20 menit sebelum kemudian membilasnya. Setelah itu, Ferullo biasanya melanjutkan perawatan kulit dengan melakukan rutinitas perawatan yang biasa dia lakukan.

Hingga saat ini, tagar #periodbloodfacemask sudah ditonton lebih dari 5 juta kali di Tiktok. Sedangkan video yang mempromosikan masker wajah darah menstruasi sebenarnya sudah beredar sejak 2020. Akan tetapi, tren ini baru mulai viral akhir-akhir ini.

Sudut Pandang Kedokteran

Ilustrasi menstruasi/haid/pembalut.

Photo :
  • Freepik

Dari segi kesehatan, dokter spesialis kebidanan dan konten di Inggris, dr Stephanie Hack, turut mengomentari tren tersebut. Pendiri Lady Parts Doctor Podcast ini mengingatkan bahwa darah menstruasi terdiri dari tiga hal yakni darah, cairan vagina, dan sel-sel serta cairan dari lapisan endometrium uterus.

Dr Hack mengatakan, darah menstruasi memang mengandung mineral, nutrisi, dan juga sel punca. Namun, bukan berarti menstruasi darah bisa serta-merta dijadikan alat untuk merawat kulit wajah.

Ada banyak ahli dermatologi yang menyangsikan klaim dari para pengguna Tiktok mengenai manfaat masker wajah menstruasi darah yang mereka rasakan. Dari segi ilmiah pun, tak ada bukti klinis dan informasi medis yang membuktikan bahwa darah menstruasi bisa memberikan manfaat untuk merawat kulit.

"Informasi medis yang kami ketahui menunjukkan bahwa (manfaat tersebut) tidak mungkin terjadi," ujar ahli dermatologi dr Ava Shamban.

Ilustrasi menstruasi.

Photo :
  • U-Report

Menurut dr Shamban, orang yang membuat konten mengenai masker wajah darah menstruasi merupakan orang yang rela melakukan apa pun demi bisa terkenal atau viral. Tujuan mereka hanyalah popularitas namun tidak memedulikan dampak buruk yang mungkin terjadi pada para penonton

Dr Shamban menambahkan, darah sebenarnya bisa dimanfaatkan dalam perawatan kulit. Namun, darah yang dimaksud bukanlah darah menstruasi. B

Bagian darah yang bisa digunakan untuk perawatan kulit adalah plasma darah yang telah diperkaya dengan trombosit atau platelet rich plasma (PRP) dan fibrin yang diperkaya dengan trombosit atau platelet rich fibrin (PRF).

Terapi PRP dan PRF telah dipelajari dan didiskusikan secara mendalam dan terbukti mampu memberikan manfaat dalam penyembuhan dan antipenuaan. Namun, PRP dan PRF ini hanya bisa diambil dari mesin-mesin khusus yang ada di klinik dermatologi.

Praktik pengaplikasian darah menstruasi ke wajah juga bisa memunculkan risiko kesehatan. Seperti diketahui, darah menstruasi juga mengandung cairan vagina, lapisan endometrium, bakteri, jamur, hingga mikroba lain.

Oleh karena itu, darah menstruasi bisa menjadi sarana untuk mentransfer bakteri atau mikroba lain yang mungkin dapat memicu masalah kesehatan pada kulit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya