Konvoi Ribuan Orang Afrika Utara Seberangi Libya Menuju Gaza

Konvoi demi tembus Gaza
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Sebuah konvoi bus dan mobil pribadi berangkat menuju Gaza dari ibu kota Tunisia, Senin kemarin, sebagai bagian dari upaya untuk menyoroti blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut, bahkan ketika otoritas Israel menghentikan armada besar untuk mendarat di sana.

Israel Ngaku Tak Miliki Niat Kuasai Jalur Gaza dalam Jangka Panjang

Upaya darat yang diselenggarakan tersebut terdiri dari para aktivis, pengacara, dan profesional medis dari Afrika Utara

Mereka berencana untuk melintasi Tunisia, Libya, dan Mesir sebelum mencapai Rafah, perbatasan dengan Mesir yang sebagian besar ditutup sejak militer Israel menguasai sisi Gaza pada Mei 2024.

Polisi Tilang Anggota Komunitas Otomotif Konvoi Tren 'Aura Farming' di Jalan Tol

Rencananya ini akan dilakukan pada 13-15 Juni 2025 ini.

Kelompok masyarakat sipil Tunisia yang berada di balik konvoi tersebut mengatakan tujuan mereka adalah untuk menuntut "penghentian segera pengepungan yang tidak adil di Jalur Gaza". 

Jumlah Korban Tewas Agresi Militer Israel di Gaza Capai 58 Ribu

Mereka menegaskan bahwa pemerintah Arab belum cukup mendesak untuk mengakhiri perang selama 20 bulan antara Israel dan Hamas.

Setelah blokade Gaza selama 2½ bulan yang bertujuan untuk menekan Hamas, Israel mulai mengizinkan masuknya sejumlah bantuan dasar bulan lalu. Namun, para ahli telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan di wilayah berpenduduk lebih dari 2 juta orang tersebut kecuali blokade dicabut dan Israel mengakhiri serangan militernya.

Konvoi tersebut berangkat saat Freedom Flotilla Coalition, sebuah kapal bantuan yang berlayar dari Sisilia awal bulan ini, direbut oleh pasukan Israel di perairan yang menurut para aktivis merupakan perairan internasional. Mereka yang berada di dalamnya, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, ditahan.

Konvoi darat tersebut menarik perhatian luas di Tunisia dan Aljazair, di mana konvoi tersebut dimulai hari Minggu, dengan beberapa orang melambaikan bendera Palestina dan meneriakkan dukungan kepada rakyat Gaza.

"Konvoi ini berbicara langsung kepada masyarakat kami di Gaza dan berkata, 'Kalian tidak sendirian. Kami turut merasakan sakit dan penderitaan kalian,'" tulis Yahia Sarri, salah satu penyelenggara konvoi asal Aljazair, di media sosial dikutip VIVA.co.id dari apnews pada Rabu, 10 Juni 2025.

Para aktivis Afrika Utara tidak berharap konvoi mereka diizinkan masuk ke Gaza. Meskipun demikian, hal itu memberikan "pesan tantangan dan kemauan," kata Saher al-Masri, seorang aktivis Palestina yang tinggal di Tunis.

Israel dan Mesir telah memberlakukan berbagai tingkat blokade terhadap Gaza sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan Palestina saingannya pada tahun 2007. Israel mengatakan blokade diperlukan untuk mencegah Hamas mengimpor senjata, sementara para kritikus mengatakan hal itu merupakan hukuman kolektif terhadap penduduk Gaza.

Konvoi tersebut berencana untuk mengumpulkan para pendukung di kota-kota di selatan Tunis sebelum menyeberang ke Libya, tempat bentrokan antara milisi yang bertikai semakin mematikan dalam beberapa bulan terakhir. Penyelenggara mengatakan mereka merencanakan penyeberangan darat dengan otoritas terkait menjelang keberangkatan konvoi tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya