Sistem Pengelolaan Hutan yang Tepat

Sistem Pengelolaan Hutan
Sumber :
  • Sistem Pengelolaan Hutan

VIVAnews - Wakil Bupati Toba Samosir Liberty Pasaribu, SH, MSi meminta agar sistem pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya hutan dapat dilaksanakan secara tepat dan berkesinambungan untuk menghindari kerusakan hutan yang berakibat timbulnya lahan kritis dan berkurangnya fungsi hidrologi hutan.

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Hal tersebut disampaikan Liberty Pasaribu dalam bimbingan dan arahannya saat membuka secara resmi Sosialisasi Penguatan Pengelolaan Hutan dan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat di Balai Data Kantor Bupati Toba Samosir di Balige, Rabu (27/07).

Liberty Pasaribu juga menambahkan bahwa penetapan Sub DAS Gopgopan yang berada di wilayah Kabupaten Toba Samosir sebagai skala prioritas penanganan dari beberapa DAS di Sumatera Utara memerlukan suatu komitmen dan kesepahaman bersama antara pihak terkait untuk memperbaiki pengelolaan Sub DAS tersebut yang menurut beberapa referensi telah berada dalam kondisi kritis.

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Perbaikan pengelolaan Sub DAS Gopgopan ini, menurut Wakil Bupati juga telah menjadi perhatian Pemkab Toba Samosir melalui program kerja yang telah direncanakan pada beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Toba Samosir.

Mengakhiri arahannya, Wabup Liberty Pasaribu mengajak seluruh yang hadir dan pihak terkait untuk dapat mengelola, memanfaatkan, serta melestarikan lingkungan dan hutan secara bertanggung jawab. ”Sehingga kelak kita dapat mewariskan hutan dan lingkungan yang terawat kepada anak cucu kita,” ajak Liberty.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Proyek Penguatan Pengelolaan Hutan dan Daerah Aliran Sungai Berbasis Masyarakat yang juga dikenal dengan istilah “Strengthening Community Based Forest and Watershed Management (SCBFWM) Project” merupakan proyek yang dilaksanakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Asahan Barumun sebagai hasil kerjasama Departemen Kehutanan RI dengan United Nations Development Programme (UNDP) serta disokong oleh Global Enviromental Fasilities (GEF).

Proyek yang akan berlangsung hingga tahun 2014 dan telah mulai diimplementasikan sejak tahun 2010 ini dilatarbelakangi upaya untuk mengurangi timbulnya degradasi fungsi hutan, kerusakan hutan, lahan dan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terus berlanjut.

Untuk wilayah Republik Indonesia, setelah melalui verifikasi dan memperoleh persetujuan, lokasi proyek SCBFWM ini ditetapkan hanya akan dilakukan pada 6 (enam) lokasi Sub DAS untuk beberapa provinsi saja, seperti Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Lampung, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Sulawesi Tengah.

Untuk wilayah Provinsi Sumatera Utara, Sub DAS Gopgopan yang berada di wilayah Kabupaten Toba Samosir dipilih sebagai lokasi proyek ini. Sub DAS Gopgopan merupakan sub DAS yang melalui 4 (empat) kecamatan di Kabupaten Toba Samosir yaitu Kecamatan Lumban Julu, Bonatua Lunasi, Porsea dan Uluan.

Sosialisasi ini juga diisi dengan pemaparan oleh beberapa SKPD terkait di Lingkungan Pemkab Toba Samosir dengan masing-masing judul pemaparan “Peluang dan Tantangan Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat” oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Toba Samosir dan pemaparan dengan judul “Pengembangan Kawasan Berbasis Cluster Pertanian, Peternakan dan Perikanan” yang dibawakan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan Kabupaten Toba Samosir.

Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Toba Samosir juga ambil bagian dalam pemaparan berikutnya dengan materi yang mengangkat seputar program kerja Pemerintah dalam pelestarian daerah aliran sungai. Sebelumnya, Saor P. Hutapea, S.Hut selaku Regional Fasilities

Proyek SCBFWM di Sumatera Utara dalam sosialisasinya menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap pengurangan degradasi hutan dan lahan di Indonesia dengan sasaran mendukung upaya mengurangi degradasi hutan dan lahan untuk merehabilitasi fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS) dan jasa lingkungan serta pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, Saor Hutapea menyampaikan beberapa strategi yang ditempuh SCBFWM seperti memperkuat koordinasi antar sektor terkait dan antar wilayah administrasi serta membangun kapasitas para pihak terkait.

Saor juga menambahkan bahwa SCBFWM juga melakukan langkah-langkah strategi melalui pembuatan demontrasi plot di tingkat lokal dengan melibatkan masyarakat sekitar. Sosialisasi ini cukup mendapat respon yang positif dari para peserta yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan dalam pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian lingkungan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya