VIVA.co.id - Ujung Kulon, setelah mendengar dua kata ini tentunya sangat identik dengan kata "badak", ya kan? Bahkan, bagi sebagian orang, banyak yang tidak mengetahui di mana tepatnya posisi Ujung Kulon tersebut. Terletak di bagian paling ujung barat Pulau Jawa, Indonesia, upaya penyelamatan dan pelestarian Badak Jawa hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Pandeglang, Banten.
Menurut Otoritas Taman Nasional Ujung Kulon pada Juli 2015, survei populasi terakhir Badak Jawa di TNUK hanya sebanyak 57 ekor. Di Indonesia yang ibarat pasien Unit Gawat Darurat, Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) yang sering kali disebut sebagai badak bercula satu kecil ini merupakan anggota dari famili Rhinocerotidae serta satu dari lima badak yang masih ada.
Selain itu, ada juga Badak Sumatera (Dicherorinus Sumatrensis) yang hanya tinggal 80 ekor yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sabah. “Hilangnya badak di Indonesia berarti hilangnya spesies ikonik tanah air dan tidak memberikan kesempatan kepada anak cucu kita untuk mempelajarinya,” ujar Dr. Efransjah, CEO
Berkurangnya populasi badak diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok selama lebih dari 2.000 tahun, dengan harga kisaran sebesar US$30.000 per kilogram di pasar gelap. Tidak cukup sampai di situ, pemburu juga mengincar kulit badak. Banyak yang mengangggap kulit badak bagus untuk baju perang karena ketebalan dan kekuatannya.
Bagaimanakah rumah yang nyaman untuk Badak? tentunya tempat yang layak serta aman dari gangguan luar. Sebagai manusia pun tidak ada yang bisa hidup bahagia jika tidak aman, begitu juga habitat binatang. Untuk populasinya, badak suka hidup di hutan hujan yang ada di dataran rendah, padang rumput basah serta tempat daratan banjir besar. Badak terkadang bisa berkumpul di dekat kubangan serta area memperoleh mineral.