Harapan Baru untuk Bayi dari Ujung Kulon

Seekor badak bayi yang tampak senang
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id - Badak betina itu tampak sedang mengendus dedaunan. Di belakang, tampak miniatur kecilnya sedang mengikuti sang ibu. Kabar gembira terdengar dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) 7 September 2015 lalu.

10 Suara Hewan Terseram di Dunia, Nomoor 1 Bikin Tercengang

Cagar alam berpopulasi 57 ekor Badak Jawa ini, dianugerahi 3 ekor bayi 2 laki-laki dan 1 perempuan. Bayi badak ini terlacak kamera dan video trap pada jangka waktu Maret hingga Agustus 2015.

Mereka lahir dari induk yang berbeda. Kelahiran para bayi membawa angin segar di tengah masalah spesies badak Jawa yang di ambang kepunahan. Dahulu, badak jawa tersebar di pulau-pulau Indonesia, Asia Tenggara, India serta Cina.

4 Cara Berburu yang Unik dari Berbagai Suku di Dunia

Cula badak dengan panjang umum kurang dari 25 cm yang kaya khasiat dan banyak digunakan untuk obat-obatan, banyak dijual seharga 30 ribu dolar di pasar gelap. Akibat penjualan gelap ini membuat satwa langka ini dijadikan sasaran perburuan liar.

Pertumbuhan eksponensial manusia yang berujung pada pemakaian lahan untuk pertanian, pemukiman, hingga industri membuat badak jawa tergusur dari habitatnya. Makhluk pemalu ini kehilangan ruangnya yang luas dan semakin terdesak. Satu-satunya rumah mereka kini adalah TNUK.

Hewan yang Haram untuk Dimakan oleh 6 Agama di Indonesia

Populasi yang begitu minim berdampak pada keragaman genetis yang rendah pula, sehingga mereka terbiasa tinggal di tempat yang itu-itu saja, dengan kondisi yang itu-itu saja. Kondisi seperti ini membuat badak jawa rentan terhadap bencana alam maupun penyakit. Analoginya, jika seorang anak terbiasa mengerjakan soal 1+1 atau 2+1 saja, akankah ia mampu mengerjakan soal akar dan pangkat? Perkalian saja, mungkin sudah membuatnya tertatih.

Di alam liar, badak jawa mampu hidup 30 hingga 45 tahun setengah umur manusia. Habitat asli badak jawa adalah hutan hujan berdataran rendah, padang rumput dan dataran banjir. Hutan hujan amat penting bagi badak jawa untuk berlindung dan melakukan hubungan seksual. Karena memiliki sifat yang pemalu, maka mereka memerlukan privasi agar dapat bereproduksi dengan tenang.

Untuk mengatasi hal ini, World Wild Foundation (WWF) menggandeng Departemen Kehutanan dan Balai Taman Nasional untuk pengujian pembuatan habitat kedua atas gagasan para ahli. Pilihan sementara jatuh pada Cikepuh, Taman Nasional Halimun-Salak, Hutan Baduy, dan Cagar Alam Sancang. Lokasi yang menurut saya paling ideal adalah Cagar Alam Sancang atau Cikepuh.

Namun, jika boleh menambahkan satu lagi pilihan, saya ingin mengusulkan Taman Nasional Betung Kerihun. Taman Nasional ini memiliki keanekaragaman ekosistem tinggi, dan menaungi 8 jenis ekosistem hutan. Salah satunya, hutan dataran rendah, yang menjadi habitat asli badak jawa. Ekosistem hutan yang beragam ini juga dapat menjadi tempat bermain untuk upaya diversifikasi badak jawa.

Beberapa ekor dapat ditaruh di salah satu jenis hutan, dan sisanya di bagian lain . Setiap beberapa waktu, mereka dapat digilir ke hutan lain dan kembali dilatih beradaptasi pada kondisi lingkungan yang berbeda. Dengan cara ini, satwa ikonik kita pun dapat dilestarikan dan menjadi lebih tangguh. Save the baby rhinos, bayi-bayi ikonik Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya