Hari Lahir PMII Diperingati di Lokasi KKN

Harlah PMII di lokasi KKN
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Hari lahir Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) diperingati Sahabat Komisariat UMI di Lokasi KKN. Peringatan hari lahir PMII Ke 56 merupakan semangat untuk memulai peradaban. Di bawah langit malam, kami menatap bintang yang terdiam di pangkuan awan.

KKN Tematik: Video Dongeng untuk Media Literasi Digital AUD

Di sela-sela waktu dengan padatnya kesibukkan di lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Universitas Muslim Indonesia (UMI) Agkatan 56 sahabat-sahabat dari keluarga Besar PMII Komisariat Universitas Muslim Indonesia (UMI) Cabang Makassar masih menyempatkan diri berkumpul bersama menggelar peringatan ”Hari Lahir PMII ke 56”  tepatnya di Kelurahan Pantai Bahari, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Kegiatan tersebut dilaksanakan untuk mengingatkan bahwa sebagai generasi muda bangsa dan kader pergerakan, kita punya tanggung jawab yang harus dilaksanan sesuai dengan sumpah yang telah kita ikrarkan saat pertama kali menapaki serambi PMII.

Mengabdi Melalui KKN Universitas Diponegoro

Peringatan kecil-kecilan hari lahir (Harlah) PMII dihadiri beberapa sahabat dari 14 posko Kuliah Kerja Nyata (KKN) di sekecamatan Bangkala. Adapun bentuk kegiatannya sebenarnya sangat sederhana, dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya kemudian dilanjutkan dengan mars PMII, dan agenda pokok yang dicanangkan oleh sahabat penyelenggra yakni berdiskusi tentang Bagaimana Menjaga Eksistensi Gerakan & Keutuhan NKRI yang Mulai Ternodai.

Malam yang membisu seketika, karena salah seorang sahabat dari Rayon Sastra UMI membacakan puisinya " Mimpi untuk Keadilan". Layaknya mahasiswa pergerakan, puisi tersebut menggugah hati; kata sahabat Zul Ketua Rayon Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) yang bertepatan juga berulang tahun di hari yang sama dengan PMII,

Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa Undip di Tengah Pandemi COVID-19

Nuansa sederhana yang terpancar dari atas jembatan kayu yang mulai menua, jembatan tersebut seakan menceritakan kisah pergerakan para pendahulu yang sekarang telah tua dan bahkan telah tiada, namun semangatnya tidak pernah mati.

Di bawah langit malam lantunan suara ombak terdengar sangat indah, menyapa bibir pantai sambil asyik bercengkrama dan sesekali mungkin bertanya apa yang kami lakukan di tempat ini. Kami memilih peduli di saat orang lain lupa, itu yang kami lakukan. Konsep sederhana yang melekat pada peringatan Harlah PMII tersebut bukan lagi pemandangan yang asing bagi warga pergerakan karena kesederhanaan adalah prinsip yang telah diajarkan oleh guru bangsa dan para kiai Ahlussunnah Waljamaah.

Di balik kesederhanaan ada harapan dan cita-cita peradaban, mungkin itu kata yang sesuai untuk menjelaskan rahasia besar di balik peringatan harla yang sahabat-sahabat lakukan. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia adalah organisasi besar yang kemudian lahir bukan karena kepentingan politik, ekonomi dari segelintir orang.

PMII lahir karena bangsa Indonesia membutuhkannya, tidak bisa kita munafikkan bahwa sejak berdirinya PMII di Tahun 196O sampai saat ini, organisasi yang bercirikan warna biru kuning telah banyak berperan penting dalam menjaga kesatuan Republik Indonesia.

PMII telah menjawab tantangan zaman dan menjadi bagian penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia tercinta. Peringatan Harlah PMII kali ini merupakan ruang di mana waktu untuk bersilaturahmi dapat tertata dengan baik layaknya semangat yang melekat pada perisai warna biru kuning.

Adapun tema yang Harlah yang menjadi perenungan sahabat-sahabat yakni " Semangat toleransi dalam menjaga keutuhan NKRI ". Bangsa Indonesia memiliki semangat kebinekaan, toleransi harus dikibarkan, namun ketika ada oknum yang mencoba untuk menjatuhkan semangat itu, maka hari ini 17 April 2016, kami warga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia mengatakan silakan keluar dari NKRI. Inilah kami wahai Indonesia, satu angkatan dan satu jiwa. Jayalah selalu PMII, jadilah perisai bagi Nusa dan bangsa, NKRI harga mati. (Tulisan ini dikirim oleh Sahabat Iqbal DG Abbas)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya