Nenek 81 Tahun Ini Terlantar
VIVA – Angka lanjut usia atau lansia yang terlantar di negeri ini cukup tinggi. Di mana 2,1 juta lansia terlantar. Bahkan, sebanyak 1,8 juta lansia juga berpotensi terlantar. Kondisi tersebut harus mendapat perhatian serius supaya angka lansia terlantar bisa ditekan.
Rumah Yatim yang telah resmi menjadi Lembaga Amil Zakat (LAZ) skala nasional atau LAZNAS dengan program kemanusiaan berupaya membantu para lansia terlantar untuk bisa menikmati hidup dengan layak. Ratusan lansia terlantar di berbagai wilayah mulai dari kota sampai desa sudah diberi bantuan oleh Rumah Yatim. Mereka ada yang diberi bantuan tunai peduli sesama, biaya hidup, sembako, dan ada pula yang mendapat pelayanan kesehatan cuma-cuma.
Salah satu lansia yang telah mendapatkan manfaat dari Rumah Yatim adalah Giyanti (81). Wanita renta asal Desa Sanggrahan Mlati, Sleman, Yogyakarta ini sudah puluhan tahun hidup di gubuk reyot tak terawat. Tak sendiri, ia hidup bersama cucu kecilnya yang sudah piatu dan telah ditinggal pergi ayahnya entah ke mana.
Menurut penuturan Giyanti kepada Tosin Koswara, salah satu tim relawan Rumah Yatim, untuk memenuhi kebutuhan hidup ia hanya mengandalkan uluran tangan tetangga. Usia rentanya sudah tak kuat lagi diajak mencari sesuap nasi. Untuk biaya sekolah cucunya yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun mengandalkan kebaikan para tetangga.
"Alhamdulillah banyak tetangga yang peduli kepada kami. Mereka secara bergantian mengirimkan makanan ke rumah. Kadang mereka pun selalu memberikan uang jajan atau buku tulis kepada cucu saya," papar Giyanti.
Tubuh kurus tak terawat, itulah perawakan dari Giyanti. Sudah tahunan Giyanti menderita penyakit gondok yang menimbulkan benjolan besar di lehernya. Sudah tahunan pula ia menahan rasa sakit yang mengakibatkan ia sulit makan, minum, menelan dan berbicara.
Meski dilanda berbagai cobaan, Giyanti tak pernah mengungkapkan keluhan kepada tetangga maupun kepada Rumah Yatim Yogyakarta yang tengah berkunjung ke kediamannya. Ketegaran Giyanti menjalani hidup di hari tuanya telah mendorong Rumah Yatim untuk memberikan santunan tunai biaya hidup. "Semoga bermanfaat ya, Bu. Semoga santunan ini bisa digunakan untuk berobat dan membeli kebutuhan sehari-hari," ungkap Tosin.
Betapa bahagianya Giyanti ketika menerima santunan tersebut. Tak henti ia mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah peduli kepada ia dan cucunya. (Tulisan ini dikirim oleh Sinta Guslia)