Ujian bagi Aktor Politik di Tahun Politik 2018 dan 2019
- Antara/ Eric Ireng
VIVA – Politik kadang tidak luput dari permainan aktor-aktor yang memerankannya. Dalam politik kekinian di Indonesia, yang menjadi aktornya adalah para politisi partai politik dan non partai yang menginginkan perebutan kekuasaan.
Dalam partai politik, tentu aktor-aktor strategisnya berada pada pimpinan partai politik. Baik yang ada di daerah maupun di pusat. Aktor-aktor politik yang tentunya telah melakukan upaya strategis, demi mendapatkan jabatan politik untuk melakukan upaya suci dalam pembenahan negara, baik di pemerintahan daerah dan pusat.
Tujuannya memang mulia, untuk mengatur tatanan bernegara dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Substansinya, orang yang menjadi aktor politik dan menjadi bagian yang akan mengatur pemerintahan untuk kemakmuran rakyat memang sudah layak kalau kita sebut jalan yang suci. Karena memiliki niat yang suci untuk kesejahteraan rakyat. Pertanyaan yang sangat mendasar, apakah saat ini telah terwujud niat suci tersebut?
Faktanya, memang masih banyak orang yang sinis jika melihat upaya aktor politik untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Karena informasi yang publik dapat bukan berita baik. Tapi lebih kepada berita penodaan kesucian perjuangan aktor politik. Tentunya dengan korupsi, perebutan kekuasaan yang mementingkan kelompok dan golongannya, dan banyak lagi informasi yang beredar di publik yang menambah antipati terhadap perilaku dan sikap aktor politik yang tidak semestinya.
Kerinduan kita akan terwujudnya politik yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan visi yang suci memang menjadi keinginan bersama. Kita menginginkan perjalanan bangsa ini akan semakin baik, pendewasaan aktor politik dalam mewujudkan politik yang berkeadilan yang menjunjung tinggi prinsip kesucian niat dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat itu bisa terwujud.
Kesadaran semua orang untuk mewujudkan itu semua sangat diperlukan. Di depan kita adalah tahun 2018, dan tahun 2019 adalah momentum politik dalam mewujudkan politik suci untuk kesejahteraan rakyat. Dan ujian terberat bagi aktor-aktor politik untuk mewujudkannya.
Masyarakat memang belum bisa keluar dari belenggu politik transaksional. Hal yang biasa dilakukan oleh oknum aktor money politic yang menginginkan kekuasan instan. Dan, perilaku ini jauh dari niat suci yang dijunjung oleh aktor politik. Kita semua berharap di tahun politik 2018 dan 2019, akan lahir aktor-aktor politik yang memiliki komitmen yang kuat dalam mewujudkan negara yang sejahtera. (Tulisan ini dikirim oleh Deni Yusup)