Berbahasa Inggris Berarti Enggak Nasionalis, Benarkah?

Berbahasa Inggris dengan Baik dan Benar
Sumber :
  • kursus-belajar-bahasa-inggris.blogspot.com

VIVA – Pernahkah kalian mendengar orang mengatakan, Ngomong dulu bahasa Indonesia yang bener, baru ngomong bahasa Inggris atau Jangan sok Inggris deh, ini Indonesia kali. Sebagai orang Indonesia, wajib hukumnya apabila kita dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Komitmen Cambridge English Dalam Tingkatkan Kualitas Bahasa Inggris Siswa dan Guru Sekolah di Indonesia

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah salah satu bentuk nasionalisme kita sebagai anak bangsa. Seperti yang tertulis di dalam sumpah pemuda, Menjunjung tinggi bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Pertanyaannya adalah, apakah dengan menjunjung dan mencintai bahasa Indonesia berarti kita dilarang untuk berbahasa Inggris atau berbahasa asing lainnya? No! Definisi mencintai bahasa Indonesia bukan seperti itu. Seperti mencintai kekasih, bukan berarti dalam waktu 24 jam harus kita peluk terus, bukan?

Indeks Kecakapan Bahasa Inggris 2022: Indonesia Peringkat 81 dari 111 Negara

Sebagai anak-anak bangsa yang modern, sangat penting bagi kita untuk mempelajari bahasa asing selain bahasa ibu. Salah satunya adalah bahasa Inggris. Tanpa disadari banyak perubahan yang telah terjadi di negeri ini seiring dengan globalisasi yang berkembang cepat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dapat dibendung lagi dan terus berkembang pesat. Berada pada era globalisasi ini, Bangsa Indonesia dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Bahasa Inggris merupakan bahasa pengantar internasional yang digunakan hampir di seluruh bagian dunia, terutama di negara-negara maju.

Tak Usah Pusing, 8 Cara Ini Bisa Mengembangkan Bahasa Inggris Anak Sedini Mungkin

Tetapi, masih banyak orang Indonesia yang berpendapat bahwa jika kita menggunakan bahasa Inggris, berarti kita tidak nasionalis. Sebenarnya, yang menjadi ketakutan mereka adalah jiwa imperialis yang dimiliki oleh sebagian orang Indonesia yang lulus dari perguruan tinggi di luar negeri, atau yang bekerja dan hidup di luar negeri. Selain itu, masih ada juga orang-orang Indonesia yang merendahkan keterampilan mereka dalam berbahasa Indonesia sehingga lebih memilih untuk berbahasa Inggris hanya untuk kepentingan kapitalis atau kepentingan pribadi mereka.

Semua kembali lagi tergantung bagaimana bahasa itu digunakan. Jika untuk hal yang positif, seperti untuk membangun bangsa, tentu itu sangat baik. Tetapi jika digunakan hanya untuk menunjukkan eksistensi agar terlihat lebih dari yang lain, itu merupakan hal yang salah.

Nasionalisme bukanlah suatu pengertian yang sempit, bahkan mungkin masih lebih kaya lagi pada zaman ini. Nasionalisme sendiri merupakan suatu sikap dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan. Dengan demikian, masyarakat suatu bangsa merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap bangsa itu sendiri.

Nasionalisme merupakan jiwa Bangsa Indonesia yang akan terus melekat selama Bangsa Indonesia masih ada. Nasionalisme ialah cinta tanah air, ras, bahasa, dan sejarah budaya bersama. Nasionalisme adalah suatu keinginan akan kemerdekaan, keselamatan, dan prestise bangsa. Nasionalisme juga merupakan dogma yang mengajarkan bahwa seseorang hanya hidup untuk bangsa dan demi bangsa itu sendiri.

Kalau berbicara dengan bahasa Inggris berarti tidak nasionalis, ternyata pada kenyataannya masih banyak orang Indonesia yang tidak bisa berbicara bahasa Inggris, tetapi malah korupsi dan tidak menghargai nilai-nilai yang tertulis dalam Pancasila. Tindakan-tindakan tersebut sama sekali tidak mencerminkan sikap nasionalisme.

Jadi, rasa nasionalisme seseorang tidak dapat ditentukan atau diukur dengan bagaimana dia berbahasa. Sekali pun dia berbahasa Inggris, bukan berarti rasa nasionalisme tidak tumbuh di dalam dirinya. Nasionalisme seseorang ditentukan dari seberapa besar rasa cinta dan seberapa besar kesetiaannya terhadap Tanah Air. Contohnya, dengan menjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan baik.

Ludwig Wittgenstein pernah bilang, The limits of my language means the limits of my world. Artinya, dunia kita dibatasi dengan sejauh mana kita menguasai bahasa. Sekarang ini bisa dikatakan bahwa bahasa Inggris, merupakan portal kita untuk bisa menembus dunia. So, Let’s Speak English for A Better Indonesia! (Tulisan ini dikirim oleh Agnes Isabela Melina)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya