Pencitraan Partai Politik Hanya Euforia Semata
- Antara/ Rosa Panggabean
VIVA – Maraknya iklan yang terpampang di berbagai media dan tempat bukanlah hal tabu untuk diketahui masyarakat. Hal itu akan menjadi tabu, jika suatu konten iklan yang banyak bermunculan di setiap waktunya adalah iklan partai politik. Secara otomatis, masyarakat menyadari bahwa iklan tersebut menandakan akan diselenggarakannya pemilihan umum, misalnya pemilihan kepala daerah.
Ajang pemilihan kepala daerah ini begitu ramai. Dan, juga menjadi ajang bagi setiap partai untuk memperkenalkan diri di hadapan masyarakat dengan maksud tertentu. Tentunya, maksud dari semua itu, yakni memperkenalkan diri melalui berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat untuk membuat Indonesia maju.
Di setiap kesempatan, sering kali dimanfaatkan oleh anggota partai untuk menciptakan citra yang baik di mata masyarakat. Baik dengan cara blusukan ke masyarakat, maupun slogan iklan yang terlihat menjamin janji. Namun, pencitraan yang dilakukan partai politik hanyalah euforia di setiap tahunnya.
Masyarakat sendiri perlu memiliki kesadaran dan kritis terhadap gejolak perpolitikan di Indonesia, untuk melihat sejauh mana Indonesia berkembang dan rusak. Apakah di setiap pemilihan pemimpin keadaan menjadi baik atau sebaliknya. Maka dari itu, pencitraan partai politik saat ini bukanlah suatu jaminan di masa depan.
Hal ini pun menjadi refleksi bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu membawa masyarakatnya maju untuk urusan dunia juga akhirat. Bukan hanya kesejahteraan hidup di dunia saja, namun akhirat pun perlu.
Dengan demikian, pencitraan partai politik saat ini merupakan ajang bagi masyarakat juga untuk menasihati pemimpin secara langsung. Karena di momen inilah, para pemimpin akan terjun langsung ke masyarakat, dan dapat menjadi kesempatan bagus bagi kita untuk mendakwahinya. (Tulisan ini dikirim oleh Sonia Rahayu, Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia)