-
VIVA – Selama kurang lebih sepuluh hari program vaksinasi Covid-19 berjalan, para ahli melaporkan belum menemukan efek samping atau KIPI yg serius, termasuk munculnya reaksi anafilaktik. Hanya ditemukan reaksi ringan yang dengan mudah dapat diatasi seperti mengantuk, nyeri otot maupun lemas.
Reaksi /syok anafilaktik atau anafilaksis adalah syok yang disebabkan oleh reaksi alergi yang berat. Reaksi ini akan mengakibatkan penurunan tekanan darah secara drastis sehingga aliran darah ke seluruh jaringan tubuh terganggu. Akibatnya, muncul gejala berupa sulit bernapas, bahkan penurunan kesadaran.
Karena efek berat yang ditimbulkannya yang mengalami Syok anafilaktik membutuhkan pertolongan yang cepat dan tepat. Untuk itu fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu siap mengantisipasi kemungkinan kejadian tersebut.
Reaksi anafilaktik pasti terjadi pada penyuntikan vaksinasi skala besar meskipun kejadiannya sangat jarang. Dari satu juta dosis, terjadi sebanyak satu atau dua kasus. Reaksi ini bisa terjadi tidak hanya disebabkan vaksin, tapi bisa juga karena makanan, seperti hidangan laut, telur, susu, kacang-kacangan, atau buah-buahan, sengatan serangga, seperti lebah atau tawon, obat-obatan tertentu, seperti obat anti inflamasi non-steroid, antibiotik dan obat bius dan lain-lain, misalnya menghirup debu lateks.
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.