Ramadan, Persaudaraan dan Takwa

puasa, persaudaraan dan takwa
Sumber :
  • vstory

VIVA  – Ramadan merupakan bulan istimewa bagi umat Islam. Pada bulan ini, mereka saling berlomba-lomba melakukan ibadah yang wajib maupun sunah. Semua itu dilakukan sebagai wujud pengharapan seorang hamba kepada Sang Pencipta dengan berbagai kenikmatan di bulan penuh kemuliaan ini.

Akhiri Masa Siaga, PLN Sukses Layani Kelistrikan Nasional Selama Idul Fitri 2024

Kenikmatan tersebut meliputi rahmat, ampunan, dilipatgandakannya amalan, dan dijauhkan dari api neraka.

Betapa indahnya apabila semua amalan yang lakukan punya esensi untuk meraih
ketakwaan. Hal ini ditegaskan dalam firman-Nya, yakni: “Wahai orang-orang
yang beriman, ditetapkan atas kalian puasa, sebagaimana ditetapkan atas orang-orang
yang sebelum kalian, agar kalian bertakwa.”

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Selain takwa, puasa juga perlu dilandasi Iman dan Islam. Puasa diperuntukkan bagi
mereka yang benar-benar yakin pada Allah dan bukan hanya mengaku beragama
Islam. Sebab, puasa yang berlandaskan keyakinan dalam hati akan mempermudah
untuk sampai pada derajat takwa.

“Wa man yattaqillah”. Janji Allah terhadap orang yang bertakwa itu di antaranya akan
diberi solusi, jalan keluar dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Ini
membuktikan bahwa begitu besar karunia yang diberikan oleh Allah terhadap takwa
yang dibarengi dengan keimanan.

Promo Ramadan Xtra Xiaomi Diskon Hingga Rp 800 Ribu, Bisa Buat Hadiah Lebaran

Lebih dari itu, ibadah puasa yang dikerjakan pada bulan Ramadan tidak hanya sekadar
menjalankan perintah agama, atau menggugurkan kewajiban perintah puasa. Tapi,
sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah dengan ketulusan dan keikhlasan.
Dengan demikian, hubungan kita kepada Allah (muamalah ma’allah) akan terus
meningkat dan ibadah puasa yang sedang dijalankan tidak sia-sia.

Persaudaraan

Selain membuat kita menjadi pribadi yang bertakwa, serta hubungan baik kepada Allah, kita juga harus berhubungan baik terhadap sesama. Inilah yang dinamakan Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan antar sesama muslim). Karena semua umat Islam adalah bersaudara, maka harus dijaga, dilindungi dari rasa ketidaknyamanan.

Di bulan Ramadan lah waktu yang dirasa tepat untuk mempererat hubungan dengan saudara seiman. Berbagai macam ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan begitu efektif untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah. 

Sebagai contoh, ibadah yang dikerjakan pada malam bulan puasa yaitu salat Tarawih
berjamaah. Ada banyak keutamaan yang diperoleh bagi yang mengerjakan salat
Tarawih khususnya ketika melaksanakannya secara berjamaah di Masjid. Kebaikan itu
di antaranya terjalinnya ukhuwah kepada sesama ialah dengan tersenyum, saling sapa, bersalaman dan hal baik lainnya.

Dari al-Bara’ bin ‘Azib radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan,kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.”

Berjabat tangan merupakan ibadah yang disyariatkan, baik ketika bertemu atau
berpisah. Begitu banyak kemuliaan di bulan Ramadan yang sekaligus menjadi momen
untuk mempererat ukhuwah islamiyah/persaudaraan kita.

Maka, dalam menjalin persaudaraan pun, mesti dilandasi dengan takwa kepada Allah.
Al akhilla’u yaumaidzin ba’duhum li ba’din aduwun illal muttaqin. Bahwa akan datang
hari dimana orang yang awalnya bersaudara ketika di dunia, namun di akhirat mereka
malah bermusuhan.

Karena ketika hidup di dunia persaudaraan mereka tidak didasari taqwa pada Allah. Takwa secara bahasa artinya menghindar. Apabila diartikan berarti menghindar dari siksa Allah di dunia dan di akhirat. Orang yang berpuasa harapannya ialah akan terhindar dari siksa dunia dan akhirat.

Kekuatan Terbesar

Umat Islam mempunyai kekuatan besar, yaitu Ukhuwah Islamiyah. Kunci ukhuwah itu
bisa terjaga ketika kita memperhatikan sikap dan santun kepada orang lain. Juga harus
bisa mengendalikan lisan dan tindakan yang tidak hanya menuntut orang lain untuk bersikap baik pada kita. Karena dengan begitu, Allah senantiasa menjaga ukhuwah kita.

Maka, sudah seharusnya kita mampu mengendalikan lisan dan tingkah laku. Allah SWT berfirman “Orang-orang beriman itu bersaudara. Maka eratkanlah hubungan antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mendapat
rahmat. (al-Hujurat: 10)

Kebaikan dari sahabat yang bertaqwa akan memotivasi kita untuk ikut melakukan
kebaikan pula. Karena dengannya akan banyak memberi pengaruh positif dan tentunya
baik untuk diri seseorang. Sebagai sahabat pun akan saling mengingatkan dan
menasihati ketika salah satunya lalai.

Maka, sudah seharusnya mempunyai sahabat yang bisa saling membantu khususnya dalam hal ketakwaan. Seorang Nabi pun butuh sahabat yang saling membantu dan menguatkan dalam kebaikan dan ketaqwaan.

Ada beberapa cara untuk meningkatkan derajat ketakwaan. Pertama, saling
memaafkan serta mau meminta maaf dan memaafkan. Karena sudah selayaknya
sebagai muslim senang dengan datangnya bulan Ramadan. Bulan di mana umat Islam
saling bermaaf-maafan. Karena sejatinya meminta maaf ataupun memaafkan itu juga
akan mengantarkan kepada ukhuwah.

Kedua, berbuat adil. I’diluu huwa aqrobu littaqwa perbuatan adil yang dilakukan dengan
semua, tidak hanya dengan teman akrab. Misalkan ada yang butuh pertolongan,
meskipun dia bukan teman akrab kita, sebaiknya kita menolongnya. Tidak membeda-
bedakan, karena ini termasuk dalam hal kebaikan.

Ketiga, yang selalu mengagungkan syiar-syiar Allah. Ramadan mengajarkan diri kita
untuk mengagungkan syiar-syiar Allah. Hal ini ditandai dengan aktivitas memakmurkan
masjid. Sebab masjid digunakan bukan hanya untuk tempat ibadah saja, tapi juga
berfungsi sebagai tempat perkumpulan masyarakat dan pusat dakwah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.