Cegah Krisis Budaya dengan Merdeka Belajar PMM
- vstory
VIVA – Pemuda Indonesia darurat nilai-nilai budaya nusantara. Hal ini dilatarbelakangi dengan maraknya budaya asing yang berkembang di lingkungan pendidikan kita. Dimulai dari ruang kelas hingga pergaulan mereka di tempat-tempat tongkrongan favoritnya. Salah satu masalah yang sudah menjamur di kalangan pemuda kita yaitu demam k-pop dan drama korea.
K-pop dan Drama Korea merupakan dua bagian yang tak terpisahkan dari gelombang budaya Korea, yang menyebar di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pengaruh grup musik dan film drama tersebut untuk gaya hidup para pelajar atau mahasiswa Indonesia sangat masif sekali.
Dikhawatirkan jika budaya asing ini bertahan lama dan berlanjut di masa depan, maka Indonesia akan mengalami krisis budaya nusantara. Selain itu, budaya asing yang masuk dalam kehidupan para pemuda bisa berpotensi menghilangkan rasa nasionalisme dalam diri mereka. Kebiasaan menggunakan atau menyukai budaya negara lain secara berlebihan bisa menyebabkan rasa bangsa pada bangsa sendiri jadi berkurang hingga hilang di telan zaman.
Ditambah lagi sekarang sudah ke zaman era digital yang semuanya serba cepat dan praktis untuk mengakses budaya dari luar. Melihat hal tersebut, pemerintah melalui Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim akhirnya mengeluarakn kebijakan tentang kurikulum merdeka pada tahun 2022 untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Semenjak diluncurkan satu tahun yang lalu, sistem dunia pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Ada salah satu program yang sangat menarik bagi saya, dan bisa mengangangkat nilai-nilai luhur budaya nusantara. Program yaitu pertukaran mahasiswa merdeka. Program ini didesain untuk belajar di luar kampus selama satu semester guna mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman budaya.
Empat tujuan yang diperoleh mahasiswa dalam program ini, yaitu pertama, meningkatkan wawasan kebangsaan, integritas, solidaritas, dan wadah perekat kebangsaan antar mahasiswa se-Indonesia melalui pembelajaran antar budaya. Kedua, mengembangkan jiwa kepemimpinan dan softskill yang adaptif beragam latar belakang sehingga menciptakan nilai persatuan.
Ketiga, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman belajar di luar kampusnya dan bisa mengakui kredit 20 sks. Kemudian keempat, melatih dan memperkuat kompetensi mahasiswa di tempat kampus pertukarannya. Sementara itu, berbagai keuntungan juga akan didapatkan mahasiswa dalam program pertukaran mahasiswa merdeka di antaranya:
1. Mengeksplor dan mempelajari keberagaman budaya nusantara;
2. Berteman dengan mahasiswa dari berbagai daerah;
3. Belajar di kampus lain di Indonesia;
4. Mendapat pengalaman baru terkait nilai-nilai keberagaman suku, agama, kepercayaan, kebudayaan, dan bahasa;
5. Mendapat kesempatan untuk merefleksikan nilai kebangsaan dan kebhinekaan yang dialami menjadi bagian dari sudut pandang dalam memahami kondisi riil yang mahasiswa temui sehari-hari;
6. Memperkuat kemampuan untuk membangun persatuan dalam keberagaman budaya;
7. Dapat berjumpa dan berinteraksi dengan mahasiswa dari PT yang berbeda;
8. Dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan, kepercayaan diri, dan kepekaan sosial serta budaya;
9. Mendapat kesempatan mengambil pilihan mata kuliah di luar prodi sesuai dengan pilihan mahasiswa;
10. Memperluas dan/atau memperdalam pengetahuan akademik;
11. Memperoleh nilai hasil pengakuan kredit mata kuliah dari PT Pengirim;
12. Mendapatkan e-sertifikat PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) dari Ditjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek;
Berdasarkan tujuan dan keuntungan inilah, program tersebut diprediksi bisa mengatasi krisis budaya dan menciptakan generasi emas di dunia pendidikan di tahun 2045 mendatang sesuai dengan rencana Pemerintah Indonesia. Tidak hanya itu, para mahasiswa program PMM ini akan semakin mengenal kearifan lokal nusantara, yang dulu diwariskan oleh para leluhur kita.