Menuju Era Pembelajaran Berbasis Digital

Menuju Era Pembelajaran Berbasis Digital
Sumber :

VIVA – Era baru yang dimotori oleh revolusi di bidang teknologi informasi dan komunikasi sudah di depan mata. Perkembangan dunia digital tak lagi sekadar memengaruhi, bahkan mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat. Digitalisasi kehidupan yang semakin berkembang pesat ke depan inilah yang mesti dibaca dunia pendidikan sehingga bisa membekali anak-anak kita kecakapan-kecakapan penting untuk menghadapinya.

Heboh Uang Jajan Anak Artis, Arie Untung dan Fenita Arie Terapkan Kesederhanaan

Pendidikan saat ini mesti membekali anak kecakapan hidup sepuluh hingga dua puluh tahun mendatang. Artinya, dunia pendidikan mesti bisa memprediksi dan menyiapkan kecakapan-kecakapan apa yang mesti dimiliki oleh anak untuk hidup di masa depan. Di titik inilah, pendidikan mesti bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dengan mulai membangun sistem pendidikan atau pembelajaran di era digital.

Di dalam konteks pentingnya menyiapkan dan mulai membangun sistem pembelajaran di era digital tersebutlah, program digitalisasi sekolah yang baru saja diluncurkan oleh Kemendikbud bisa dilihat sebagai satu langkah awal penting. Sebagaimana dikabarkan di berbagai media, Kemendikbud telah meluncurkan program Digitalisasi Sekolah di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, pada 18 September 2019.

Mendidik Generasi Tangguh: Tips Dokter Aisah Dahlan Cegah Anak Terjerumus Liberalisme

Program yang diresmikan dan diluncurkan langsung oleh Mendikbud, Muhadjir Effendy tersebut dijalankan melalui pemberian sarana pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kepada sekolah dan siswa, yakni di antaranya berupa PC, laptop, LCD, router, dan eksternal hard disk.

Program Digitalisasi Sekolah merupakan bentuk inovasi pembelajaran berbasis digital yang dimulai dengan mempersiapkan konten berupa portal atau platform digital yang diberi nama "Rumah Belajar" sebagai platform digital resmi dan gratis dari Kemendikbud kepada publik. Nantinya, setelah sarana dan prasarana pendukung sudah merata di sekolah-sekolah di Indonesia, platform tersebut akan bisa diakses oleh seluruh sekolah di Indonesia.

Bingung Pilih Sekolah untuk Anak? Ini 5 Tipsnya

Mendikbud juga menjelaskan bahwa sistem yang terdapat dalam platform tersebut akan mempermudah proses belajar mengajar. Sebab, para siswa dapat mengakses semua bahan ajar ataupun bahan ujian dalam satu jaringan. Di dalam platform Rumah Belajar tersebut ada delapan fitur utama yaitu sumber belajar, buku sekolah elektronik, bank soal, laboratorium maya, peta budaya, wahana jelajah angkasa, pengembangan keprofesian berkelanjutan, dan kelas maya (kemdikbud.go.id, 17/9/2019).

Langkah penting

Program Digitalisasi Sekolah bisa dilihat sebagai satu langkah awal penting dalam menatap masa depan pendidikan di era digital. Sebagaimana diuraikan di awal, era digital membawa berbagai tantangan besar yang mesti disiapkan oleh dunia pendidikan kita. Penyediaan berbagai sarana dan prasarana penunjang pembelajaran berbasis digital bisa menjadi langkah paling mendasar untuk selanjutnya mulai menyusun langkah-langkah mengembangkan sistem pendidikan berbasis digital.

Kita tahu, tantangan era digital menuntut perubahan dalam sistem pembelajaran kita hari ini. Pembelajaran dengan pola konvensional di mana guru menjadi pusat pembelajaran dengan menerangkan materi di depan kelas dan siswa menghafalkan materi bisa dibilang tak lagi relevan. Sebab, di era digital, anak butuh berbagai kompetensi khusus guna menghadapi era penuh tantangan, sekaligus peluang tersebut.

Seperti dikatakan Kepala Pusat Penelitian Pendidikan (Kapuspendik), Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Kemendikbud, Nizam, ada empat kompetensi di era digital yang mesti dimiliki peserta didik. Ini sering disebut juga dengan kompetensi 4C (Critical Thinking an Problem Solving, Creativity, Communication Skills, Ability to Work Collaboratively), yakni berpikir kritis, menyelesaikan masalah, kreativitas, serta kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama.

Guna memiliki empat kompetensi tersebut, pendidikan di era digital dituntut memberi ruang yang luas bagi anak didik dalam berkolaborasi. Baik dengan guru maupun teman-temannya untuk mengorganisasi, menganalisis, mengomunikasikan kembali segala pengetahuan dalam proses pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menghadapi era digital adalah pembelajaran kreatif. Mengutip keterangan Hassy Trishandiani (2018), ide pembelajaran kreatif memiliki dua makna, pembelajaran kreatif dan membelajarkan kreatif.

Pembelajaran kreatif, jelas Hassy, lebih melibatkan guru dalam membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik bagi peserta didik, lebih efektif, dan menggunakan pendekatan imajinatif. Adapun membelajarkan kreatif lebih menekankan kemampuan guru dalam mengidentifikasi kekuatan kreativitas peserta didiknya, memperkuat daya kreatifnya dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mewujudkannya.

Untuk bisa menjalankan metode pembelajaran dalam menyongsong era digital tersebut, kualifikasi guru jelas menjadi hal yang juga mesti disiapkan. Tak hanya ketersediaan sarana prasarana pembelajaran digital, guru juga mesti mendapatkan pelatihan dan pembekalan yang cukup agar punya kompetensi dan kualifikasi mumpuni dalam menjalankan berbagai metode atau strategi pembelajaran berbasis digital.

Perkembangan pesat di bidang teknologi yang membawa era baru bernama Revolusi Industri 4.0 jelas menjadi tantangan yang mesti dipersiapkan dunia pendidikan kita. Dunia pendidikan kita mungkin masih ketinggalan dalam hal pembelajaran berbasis digital, namun program Digitalisasi Sekolah bagaimana pun merupakan langkah awal membangun hal tersebut yang harus kita sikapi dengan penuh optimisme, sembari terus berproses demi peningkatan kualitas pendidikan kita di masa depan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Disclaimer: Artikel ini adalah kiriman dari pengguna VIVA.co.id yang diposting di kanal VStory yang berbasis user generate content (UGC). Semua isi tulisan dan konten di dalamnya sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis atau pengguna.