VIVAnews - Banyak cerita yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Musyawarah Nasional II Forum Konsultasi Daerah Penghasil Migas di JW Marriot Hotel, Jakarta, yang diikuti oleh para pimpinan daerah penghasil migas.
Dalam pertemuan, Sri Mulyani memaparkan bagaimana sulitnya ia menjadi Bendahara Negara yang harus membagi-bagikan uang ke banyak pihak. Tak hanya pusing saat membagikan, proses menentukan mekanisme itu pun menjadi cerita tersendiri yang kalau ditulis bisa sangat panjang.
Sri Mulyani pun banyak melontarkan istilah-istilah lucu yang tidak biasa ia sampaikan. Terkadang, ia juga meniru-niru kutipan anggota DPR yang dalam rapat satu sama lain saling beda pandangan. "Jadi, memang rumit pak membaginya," ujar Sri Mulyani.
Salah satu cerita itu adalah bagaimana dalam mekanisme pembagian yang sudah disepakati dengan DPR, mendapat kritikan pedas dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hal ini terjadi, karena perbedaan persepsi dan perbedaan dalam cara membagi dan mencatat soal penerimaan negara dari Migas.
"Jadi, kalau 1+ 1 +1 sama dengan 3. Sama diujungnya. Tapi kalau direstoran Padang belum tentu, 1 + 1 + 1 belum tentu 3, karena apa? Anda ambil kuahnya saja," cerita Menkeu. "Tapi kebetulan, Menkeunya bukan orang Padang," celetuk Sri Mulyani.
Bukan bermaksud SARA, Sri Mulyani bercerita bahwa rumitnya menghitung memang bisa ditemui di sana-sini. Tapi bagaimanapun bahwa selama tidak ada kepentingan lain dengan maksud tertentu, semuanya bisa jelas.
"Kami mendapat masukan BPK untuk penyelenggaraan keuangan negara yang semakin transparan, baik, dan akuntabel," kata dia.
Sri Mulyani juga mengatakan pemerintah masih mengkaji tentang aturan Cost Recovery. Pemerintah menilik bagaimana aturan terdahulu, apakah ada kekurangan atau kelebihan. Kejian lain yang dilihat adalah apakah memang karena aturannya yang salah atau yang menerapkannya yang salah, sehingga dari tahun ke tahun jumlah anggaran cost recovery terus membengkak.
"Saya sudah rapat di DPR beberapa waktu lalu, dan memang banyak pemikiran. Ada yang menyampaikan jangan terlalu nyaman untuk kontraktor ada yang pro juga. Pemrintah mencoba cari titik seimbang," katanya.
"Saya sampai dinasehati, ayam jangan ditakut-takuti agar bisa bertelur. Saya jadi berpikir, siapa yang nakut-nakuti ayam? Atau siapa yang jadi ayam," katanya.
antique.putra@vivanews.com
VIVA.co.id
11 Mei 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Selengkapnya
Partner
Oppo Pad 3, Tablet Gahar Dengan Snapdragon 8 Gen 3 Layar 12 Inci, Ram 16 GB, Pengisian daya 67W
Gadget
13 menit lalu
Menurut laporan tersebut, Oppo Pad 3 akan memiliki layar LCD dengan ukuran lebih dari 12 inci dan resolusi 3K. Kemungkinan besar, layar ini akan memiliki kecepatan 144Hz
Poco M6 Pro: Turun Harga Rp 200 Ribu, Murah, Layar AMOLED, Chipset Gahar, Kamera OIS, Baterai Jumbo
Gadget
14 menit lalu
Poco M6 Pro: Smartphone gaming mumpuni dengan layar AMOLED, chipset gahar, kamera OIS, baterai jumbo, dan harga terjangkau! Simak spesifikasi dan harganya di sini!
Kisah Pilu Bocah Gibran yang Nangis Kelaparan di Bogor, Malah Ditinggal Kabur Ibu
Ceritakita
18 menit lalu
Seorang bocah bernama Gibran di Bojonggede, Bogor, Jawa Barat, mendadak viral di media sosial karena menangis kelaparan ke ibunya. Bukanya diberi makan malah disiram
Samsung Galaxy F55: Smartphone Harga Kompetitif, SoC Snapdragon 7 Gen 1, Layar Amoled, RAM 12 GB
Gadget
19 menit lalu
Samsung Galaxy F55 telah mencuri perhatian di pasar ponsel pintar dengan desainnya yang menonjol dan fitur-fitur unggulannya. Di tengah arus tren yang cepat berubah
Selengkapnya
Isu Terkini