VIVAnews - Fraser Institute dan Economic Freedom Network mempublikasikan Economic Freedom of World Index atau Indeks EFW. Indeks tersebut berisi ukuran-ukuran kebebasan ekonomi lebih dari 100 negara di dunia.
Indeks dibangun dengan metodologi yang berhati-hati, yang meliputi lima komponen utama, yakni ukuran pemerintah, struktur hukum dan keamanan hak milik, akses pada kredit, kebebasan berdagang, serta aturan-aturan kredit, usaha, serta perburuhan.
Angka-angka pada indeks itu dapat mengindikasikan posisi negara tertentu terhadap negara lain di dunia, khususnya dalam derajat kebebasan ekonomi. Artinya, Indeks EFW tersebut terkait erat dengan reputasi suatu negara.
Negara akan cenderung mempertahankan dan meningkatkan reputasi yang baik, serta menghindarkan dari apa pun yang bisa merusaknya. Tentu saja, hal itu dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam laporan tahunan 2010 Economic Freedom of The World yang dirilis baru-baru ini disebutkan, membangun reputasi yang baik adalah norma, karena reputasi merupakan sinyal yang membawa informasi. "Ketika reputasi rusak, dapat diperkirakan jualan akan jelek," tulis laporan itu.
Satu hal penting dari Indeks EFW adalah adanya aspek paling fundamental dari upaya menuju kesejahteraan, yakni kebebasan ekonomi.
Ekonom William Easterly mengatakan kebebasan ekonomi menyuburkan persaingan, memberi umpan balik kepada pasar, merelokasikan sumber daya secara efisien, hingga memungkinkan berhasilnya kegiatan ekonomi skala besar.
Lalu, bagaimana posisi Indonesia dalam Indeks EFW itu?
Indonesia dapat mengambil manfaat dari indeks tersebut dan menggunakannya sebagai faktor untuk memotivasi kemajuan guna mencapai tingkat kebebasan ekonomi lebih tinggi.
Namun, bersama Rwanda dan Tunisia, saat ini Indonesia (menurut Indeks EFW 2008) berada pada peringkat 90 dari 141 negara yang disurvei. Posisi itu lebih buruk dibanding negara tetangga seperti Singapura, Thailand, Filipina, dan Malaysia. Indonesia hanya lebih baik dari Vietnam.
Bahkan, posisi Indonesia lebih buruk dibanding tiga seri indeks sebelumnya, yaitu pada 2007 (peringkat 83), 2005 (78), dan 2000 (85).
Anjloknya peringkat Indonesia tersebut di antaranya karena lemahnya lima pilar utama penopang kebebasan ekonomi. Indonesia sangat lemah dalam regulasi dan posisinya di peringkat 107. Selain itu, di pasar kredit peringkat Indonesia di posisi 102, tenaga kerja (108), dan aturan berusaha (104).
Indonesia juga lemah dalam sistem hukum dan hak kepemilikan. Di bidang ini, peringkat Indonesia di posisi 109.
Temuan tentang Indonesia dalam Indeks EFW konsisten dengan beberapa indeks dan studi lain, seperti Doing Business (Bank Dunia) serta Monitoring Investment Climate (LPEM-Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia). (hs)
Sumber :
VIVA.co.id
8 Mei 2024
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey mengatakan, pembatasan pembelian gula di ritel modern saat ini bukan karena stok yang kosong.
Pecinta Hewan Merapat PT Songolas Exhibition Services (19 Events) untuk pertama kalinya akan menggelar Jakarta Pet Expo (JPE) 2024 pada 27-30 November di JIExpo Kemayoran
Komoditas emas dinilai sebagai investasi yang paling aman di tengah gejolak geopolitik global yang saat ini sedang terjadi.
Idul Adha Sebentar Lagi, Bank Muamalat Sediakan Layanan Kurban Online Pakai Mobile Banking
Bisnis
8 Mei 2024
Bank Muamalat menyediakan fitur yang memudahkan nasabah dalam membeli hewan kurban untuk kebutuhan Idul Adha.
Jakarta Audio Video Music Expo (JAVME) 2024 Akan Hadir di Kemayoran, Catat Tanggalnya!
Bisnis
8 Mei 2024
Jakarta Audio Video Music Expo (JAVME) 2024 untuk pertama kalinya akan digelar pada 27-30 November 2024 di Hall B3, JIExpo Kemayoran Jakarta.
Selengkapnya
Partner
Malam Gila di Paris: Dortmund Kalahkan PSG dan Tembus Final Liga Champions
Siap
sekitar 1 jam lalu
Borussia Dortmund membuat semua orang tidak percaya. Mereka jadi tim pertama yang memastikan langkah ke final Liga Champions usai mengalahkan Paris Saint-Germain
Sebuah dokumen terbaru dari Apple yang ditemukan oleh BGR justru menunjukkan bahwa kebiasaan ini tidak memberikan manfaat, bahkan berpotensi merugikan kesehatan baterai.
Google Photos adalah layanan penyimpanan dan berbagi foto dan video yang disediakan oleh Google. Layanan ini memungkinkan pengguna untuk menyimpan foto dan video
iPhone 13 Masih Menjadi Incaran Pecinta iPhone, Simak Kelebihan dan Kekurangannya iPhone 13
Gadget
1 jam lalu
iPhone 13 adalah salah satu ponsel pintar terbaru dari Apple yang dirilis pada tahun 2021. Ini adalah penerus dari iPhone 12 dan hadir dengan beberapa peningkatan
Selengkapnya
Isu Terkini