ESDM: Energi Alternatif Mal Baru Wacana

Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sumber :
  • dailytech.com

VIVAnews - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral belum berencana menggunakan energi alternatif seperti tenaga surya atau gas bagi kebutuhan pembangkit listrik untuk pusat perbelanjaan atau mal.

"Saya rasa, belum ada tenaga alternatif seperti matahari untuk mal. Kami belum sampai ke arah sana. Kalau pun ada wacana, itu dilemparkan oleh pengamat. Sebab, penataan saja belum tertuntaskan," ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi, Kementerian ESDM, Jajang Sukarna, di sela acara seminar Kadin, JCC, Jakarta, Kamis 14 Juli 2011.

Selain itu, Jajang tidak terlalu mempermasalahkan penggunaan listrik di mal-mal yang dianggap boros. Sebab, mal dikenakan tarif industri oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam menggunakan energi listrik.

"Kalau bicara masalah mal, kan mereka membeli dengan harga listrik tidak bersubsidi, harga industri. Walaupun yang jadi masalah adalah efisiensi yang mereka lakukan," kata Jajang.

Apalagi, dia menambahkan, saat ini pemerintah masih fokus untuk menyokong kebutuhan listrik sejumlah masyarakat yang belum mendapat akses listrik. "Kami masih memikirkan 32 persen masyarakat yang belum mendapatkan akses listrik," imbuhnya.

Untuk itu, Jajang mengatakan bahwa pemerintah belum bisa memastikan sikap, apakah sudah perlu mewajibkan mal menggunakan energi alternatif seperti listrik tenaga surya.

"Kami mesti hati-hati, saya tidak mau katakan harus atau tidak. Kami belum wewajibkan atau tidak dan masih mengkaji dalam beberapa waktu. Tidak terlalu fokus ke sana, tapi bukan berarti tidak kami pikirkan. Ini pun ada pekerjaan yang besar," kata Jajang.

Sebelumnya, pemerintah mengimbau pengusaha mal maupun properti untuk mulai menggunakan pembangkit listrik tenaga surya sebagai solusi alternatif.

Wakil Presiden Direktur Agung Podomoro Land, Handaka Santosa, menyambut baik rencana tersebut. Sebab, pengeluaran perusahaan untuk kebutuhan listrik tergolong cukup besar.

"Kalau mau efisien, ya kami setuju apa pun kebijakannya. Memang kalau pakai listrik, konsumsi dan biaya besar. Kami saja bayar Rp4-5 miliar per bulan," ujarnya di Jakarta, Rabu. (art)

Nasib Jokowi di PDIP, Kaesang Pangarep Tidak Ingin Ikut Campur: Itu Urusan Partai Lain
Head of Market Unit Nokia Indonesia Ozgur Erzincan.

Tugas Nokia Sudah Tuntas

Nokia mengumumkan kalau mereka telah menyelesaikan proyek lima tahun bersama XL Axiata dalam rangka memodernisasi jaringan 5G.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024