Perbankan Hati-hati Kucurkan Kredit Dolar

Gedung BNI di Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVAnews- Perbankan mulai berhati-hati dalam menyalurkan kredit valas terkait imbas krisis global, terutama berasal dari Eropa. Krisis global saat ini mulai berdampak seperti fluktuasi harga saham dan rupiah.

"Kita tentunya harus milih-milih dalam menyalurkan kredit valas. Pemberian kreditnya BNI lebih banyak ke oil and gas," ujar Direktur Enterprise Risk Management BNI Sutanto di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 11 Maret 2012.

Menurutnya perekonomian Indonesia masih cukup baik untuk menghadapi krisis global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih baik, dan eksposure ekspor ke Eropa tidak besar. Melainkan ekspor Indonesia lebih banyak ke China dan Indoa. "Tapi meski begitu dampaknya pasti ada, seperti fluktuasi rupiah dan saham," ujarnya.

Seperti diketahui, BNI menerbitkan obligasi global senilai US$500 juta. Tiga penjamin emisi yang menangani transaksi tersebut adalah Credit Suisse, Deutsche Bank, dan Morgan Stanley.

Menurut Sutanto, penerbitan obligasi global itu juga untuk supply valas di dalam maupun luar negeri. BNI juga terus menjaga likuiditas valas, yang saat ini jumlah secondary reserve-nya mencapai US$700 juta. "Sejauh ini rupiah masih oke," ujarnya.

Menurut data Reuters siang pukul 12.50, rupian ditutup di level 9.443 atau melemah dibanding pembukaan di level 9.455 per dolar AS. (adi)

Sering Dikasih Perhiasan, Fuji Ingatkan Hal Mulia Ini untuk Para Fansnya
Kemenkominfo mengadakan kegiatan chip in

Kemenkominfo Menggelar Talkshow dengan Tema Jarimu Harimaumu

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo RI) mengadakan kegiatan talkshow chip in “Jarimu Harimaumu” pada tanggal 26 April 2024 di Jakarta Barat.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024