- Antara/Noveradika
VIVAnews – Ketergantungan yang tinggi pada impor kedelai asal Amerika Serikat (AS) membuat pemerintah perlu menerapkan strategi baru. Salah satu solusi yang tengah dipertimbangkan adalah meminta bantuan pemerintah Brasil agar bisa mentransfer teknologi benih kedelai.
Hal tersebut ditegaskan Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan di Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa, 24 Juli 2012. Permohonan untuk transfer teknologi kini tengah diajukan oleh pemerintah Indonesia.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Achmad Suryana, mengatakan, Brasil saat ini merupakan negara pengekspor kedelai utama dunia, selain Amerika Serikat. “Mereka telah memiliki teknologi canggih untuk meningkatkan produktivitas tanaman,” jelasnya.
Achmad menjelaskan, produksi kedelai Brasil saat ini sudah bisa mencapai 2,5 ton per hektare. Produksi itu dua kali lipat dari produksi kedelai di Indonesia. Jika Indonesia bisa menguasai teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas, pemerintah yakin produksi kedelai bisa meningkat 100 persen.
Selama ini, Badan Litbang Kementan sebetulnya tengah menjalin komunikasi intensif dengan lembaga penelitian Brasil. Namun, untuk bisa menerapkan transfer teknologi itu, Kementan memperkirakan waktu setahun.
“Jika Brasil mau melakukan transfer teknologi benih kedelai ke Indonesia, tahun depan hasilnya sudah bisa diterapkan” ujarnya.
Selain masalah waktu, proses transfer teknologi juga harus lolos uji adaptif terhadap lahan dalam negeri. Untuk uji adaptif saja, paling tidak dibutuhkan waktu sekitar satu tahun.
Lewat kerja sama dengan Brasil ini, pemerintah berharap cita-cita membangun kemandirian pangan, termasuk kedelai, bisa tercapai. Indonesia tak bisa selamanya mengandalkan pasokan dari luar negeri. (art)
Ibarat Lagi Turing, Pembalap Honda Luca Marini Jadi Sweeper Terus di MotoGP
Pembalap Repsol Honda, Luca Marini masih belum meraih poin dan setiap balapan MotoGP selalu berada di posisi belakan, seperti sweeper saat turing. Capaian buruk untuknya.
