Darmin Nasution Laporkan Kinerja BI 2009-2013

Darmin Nasution, Gubernur BI
Sumber :
  • Antara/Yudhi Mahatma
VIVAnews
Kasus Temuan Mayat Bayi Tanah Abang, Polisi Tangkap Orang Tua
- Darmin Nasution akan mengakhiri masa jabatannya sebagai Gubernur Bank Indonesia dan penggantinya, Agus Martowardojo bakal dilantik pada Jumat 24 Mei 2013 mendatang.

Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah

Dalam pertemuan dengan anggota parlemen di Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa 21 Mei 2013, Darmin menyampaikan beberapa keberhasilannya selama memimpin bank sentral dalam laporan bertajuk 'Pencapaian Kinerja Bank Indonesia Periode 2009-2013'.
3 Faktor Cegah Operasi Intelijen Siber, Jangan Terbalik


Pertama, interkoneksi jaringan anjungan tunai mandiri (ATM). Hal ini penting, untuk menyatukan jaringan ATM demi memudahkan masyarakat dalam mengakses perbankan.


Kedua, mendukung asas kesetaraan atau resiprokalitas. Kebijakan ini diambil melalui pembatasan kepemilikan saham bank umum dan multilisensi. Menurut Darmin, hal ini dilakukan untuk menjaga tingkat kesehatan perbankan dengan mempertimbangkan kredibilitas pemiliknya.


Ketiga, mendorong intermediasi perbankan. Ini sebagai upaya menjaga laju pertumbuhan kredit perbankan sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.


Berdasakan data Bank Indonesia, penyaluran kredit perbankan mampu tumbuh di atas 20 persen sejak 2010. Rinciannya sebagai berikut, 22,8 persen pada 2010, 24,5 persen pada 2011, dan 23,1 persen pada 2012. Sementara itu, untuk tahun ini BI menargetkan kredit perbankan akan tumbuh 23,1 persen.


Keempat, penurunan suku bunga kredit. Penerapan aturan suku bunga dasar kredit (SBDK), menurut Darmin, mampu menciptakan persiangan yang sehat dalam industri perbankan.


Kelima,  menjaga suku bunga acuan atau BI Rate yang stabil. Menurut darmin, terhitung sejak 2012,
BI rate
tumbuh stabil di level 5,75 persen. Penentuan suku bunga acuan ini akan membantu para pelaku industri dalam menyusun rencana bisnisnya ke depan.


Keenam, menjaga tingkat inflasi. Darmin menjelaskan, inflasi sempat melonjak cukup tinggi, namun hal itu karena fluktuasi dari harga komoditas pangan. Selain itu, faktor kenaikan tarif listik dan kenaikan harga bahan bakar minyak juga dapat memengaruhi tingkat inflasi.


Ketujuh, meningkatkan porsi kredit bagi sektor industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam kebijakan ini, BI membuat aturan bahwa perbankan harus menyalurkan kredit UMKM sebesar 20 persen yang dilakukan secara bertahap.


Delapan, meningkatkan efisiensi melalui pengembangan
branchless banking
atau layanan perbankan tanpa kantor cabang. Dalam hal ini, BI menjalin kerja sama dengan industri perbankan dan telekomunikasi agar masuk ke pelosok tanah air melalui sistem
agent banking
.


Sembilan, pengadaan sistem informasi harga komoditas. BI sudah merancang teknologi informasi melalui telepon seluler, agar petani dapat dengan mudah mengetahui harga pangan di pasar.


Sepuluh, memperkuat pengawasan perbankan. Darmin  menyatakan bahwa selama kepemimpinanya di BI, tidak ada lagi bank pengawasan intensif. Menurutnya, sikap tegas sangat penting dalam upaya penyehatan bank.


"Kami minta perbaiki. Kalau tidak bisa, masuk pengawasan khusus. Enam bulan masih belum baik, 'meninggal' dia (bank)," kata Darmin. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya