Jepang Berdayakan Wanita Lereng Merapi

Ushio Sigeru
Sumber :
  • VIVAnews/Fajar Sodik
VIVAnews
DPR Tolak Iuran Pariwisata Dibebankan ke Industri Penerbangan, Tiket Pesawat Bisa Makin Mahal
- Pemerintah Jepang membantu pemberdayaan ekonomi warga Lereng Merapi wilayah Kabuapten Boyolali. Melalui Proyek Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Berbasis Potensi Lokal di Wilayah Bencana, pemerintah Jepang memberikan dana hibah US$78.359 atau hampir Rp1 miliar.

Media Asing Soroti Suporter Indonesia di Qatar, Sebut Jadi 'Mini Jakarta'

Minister Kedutaan Besar Jepang Ushio Sigeru menjelaskan, pemerintah Jepang memberikan bantuan hibah kepada Penggerak Partisipasi Perempuan dan Anak Indonesia (Pepari). Dana hibah tersebut merupakan hasil pengumpulan pajak warga negara Jepang.
Tragedi DBD, Kisah Meninggalnya Seorang Anak di Lampung


Proyek ini bertujuan untuk mendorong pengembangan kemampuan ekonomi perempuan yang ada di wilayah bencana, yakni di wilauah Kecamatan Selo, Cepogo, dan Musuk. "Dana hibah tersebut dimanfaatkan untuk berbagai pelatihan, seperti kewirausahaan, pengolahan produk, managemen, akuntansi," kata Shigeru Ushio dalam upacara peresmian, pameran dan penjualan produk olahan rumah tangga dari Pepari di Kompleks Lapangan Sunggingan, Rabu, 29 Januari 2013.


Dengan adanya bantuan tersebut, pemerintah Jepang mengharapkan wanita dan keluarga di Lereng Merapi dapat mandiri secara ekonomi sekaligus peningkatan sumber daya manusia. "Bantuan ini khusus untuk masyarakat menengah ke bawah. Jadi bantuan ini bisa meningkatkan tingkat perekonomian warga Merapi," katanya.


Dia menjelaskan, proyek iniĀ  memanfaatkan produksi lokal lantas mengolahnya menjadi produk yang berdaya jual. Kemudian produk tersebut khusus dijual di
showroom
yang disewa Pepari di sebelah timur Pasar Sunggingan, Boyolali.

"Saya berharap program ini bisa berelanjutan, " tuturnya.


Rusmiyati, Ketua Pepari menjelaskan bantuan tersebut diberikan kepada kalangan perempuan yang terdampak erupsi Merapi. Bantuan diserahkan kepada 17 kelompok yang tersebar di 12 desa di kecamatan. Meliputi Kecamatan Selo, Cepogo dan Musuk.


"Ada sekitar 300 perempuan yang ikut dalam kegiatan ini. Mereka semuanya tinggal di wilayah yang berjarak 10 kilometer dari puncak Merapi, " katanya.


Bantuan itu, kata dia, dimanfaatkan untuk pelatihan produksi, kewirausahaan hingga pembelian peralatan untuk keperluan usaha. Dari beberapa kegiatan pelatihan itu telah menghasilkan produk home industri yang memanfaatkan hasil pertanian sekitar. Di antaranya sirup, wortel, manisan tomat, ceriping wortel, permen wortel, keripik wortel, keripik sirih, keripik daun seledri dan lain-lain.


"Semua produk yang dihasilkan memang fokus untuk mengolah hasil pertanian lokal. Seluruh hasil penjualan ini akan kembali lagi ke masing-masing kelompok," tuturnya.


Selain membuka di timur Pasar Sunggingan, mereka juga membuka
showroom
di daerah Selo, Cepogo, dan Musuk. "Semua hasil olahan akan dijual di tempat tersebut," katanya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya