VIVA.co.id – PT Lippo Karawaci Tbk, hari ini mengumumkan peluncuran program perumahan yang terjangkau, dengan membangun perumahan untuk kelompok menengah ke bawah untuk lima tahun mendatang.
Diawali dengan 2.000 unit rumah, program ini akan berkembang hingga mencapai 10 ribu unit per tahun.
"Proyek ini tepat waktu dan saat ini, diskusi awal dengan beberapa mitra asing yang berpotensi sedang berlangsung,” kata Presiden Direktur LPKR, Ketut Budi Wijaya dalam keterangan tertulisnya, Rabu 16 November 2016.
Adapun tahap pertama akan dibangun di kawasan Lippo Village dilanjutkan ke Lippo Cikarang, serta lokasi strategis di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Ketut menjelaskan, nantinya bangunan tersebut akan berupa apartemen, dengan setiap unit terdiri dari dua kamar tidur dengan ukuran 40 meter persegi.
“Sejumlah fasilitas, kami siapkan untuk keluarga muda kelas menengah muda, seperti pusat perbelanjaan, Hypermart, arena olahraga di ruang terbuka, arena bermain anak, taman, serta mudah diakses oleh transportasi umum,” katanya.
Menurut Ketut, proyek tersebut dilakukan Lippo dalam mendukung program pemerintah atas perumahan, di mana pemerintah akan menyediakan rumah dengan harga yang terjangkau untuk masyarakat Indonesia, serta untuk menjembatani kekurangan perumahan yang saat ini diperkirakan sekitar 11 juta unit.
"Proyek ini didukung oleh beberapa faktor, seperti pertumbuhan pesat konsumen Indonesia, di mana saat ini 55 juta kelas menengah, diharapkan tumbuh menjadi 135 juta pada tahun 2030, basis populasi Indonesia yang besar dan muda usia, di mana 60 persen di antaranya berusia 30 tahun ke bawah,” tutur CEO Lippo Homes, Chan Chee Meng.
LPKR adalah perusahaan properti terbesar yang terdaftar di bursa saham Indonesia, dengan total aset dan pendapatan, diperkuat dengan land bank luas dan basis pendapatan berkelanjutan yang kuat.
Bisnis LPKR terdiri dari Residential/Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan kapitalisasi pasar Rp21 triliun atau US$1,6 miliar pada 31 Oktober 2016. (asp)
