Kanada Berencana Bekukan Dana ke UNESCO

UNESCO Resmi Akui Palestina Sebagai Anggota
Sumber :
  • REUTERS/Benoit Tessier

VIVAnews - Kanada tengah mempertimbangkan kelanjutan partisipasinya di UNESCO setelah Badan PBB di bidang pendidikan, sains dan budaya itu menerima Palestina menjadi anggota baru. Sebelumnya, AS telah menghentikan sumbangannya ke UNESCO sebagai tanggapan atas keanggotaan Palestina itu.

"Kami tengah dalam proses mengevaluasi partisipasi kami di masa datang," kata Menteri Luar Negeri Kanada, John Baird, seperti dikutip harian The Jerusalem Post. "Kami tidak senang atas keputusan UNESCO. Kami sedang membahas untuk menghasilkan tanggapan selanjutnya," lanjut Baird.

Kanada setiap tahun menyumbang US$10 juta kepada UNESCO. Belum ada tanggapan dari UNESCO mengenai komentar dari pejabat Kanada itu.

Beberapa saat setelah mayoritas anggota UNESCO menerima keanggotaan Palestina dalam sidang di Paris, 31 Oktober 2011, AS langsung bereaksi dengan membekukan sumbangan tahunan kepada badan itu sebesar US$60 juta.

AS beralasan bahwa Palestina selama ini belum diakui sebagai negara berdaulat oleh PBB, dalam hal ini Dewan Keamanan. Palestina, bagi AS, belum sah menjadi negara berdaulat lantaran masih harus merundingkan perbatasan wilayah dengan Israel kendati mereka sudah punya pemerintah dan rakyat serta dukungan dari banyak negara.

Menurut kantor berita Reuters, Kanada termasuk 14 negara yang menentang keanggotaan Palestina saat berlangsung pemungutan suara di UNESCO. Selain Kanada adalah AS, Jerman, dan Belanda. Dua negara Barat lain, Inggris dan Italia abstain.

Dari 173 negara yang ikut pemilihan, 107 mendukung. Mereka diantaranya Brazil, Rusia, China, India, Afrika Selatan, dan Prancis. Sementara itu 12 negara memutuskan absen dari acara pemungutan suara.

5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?
Ilustrasi resesi ekonomi/ekonomi global

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) menyebut, risiko RI masuk ke jurang resesi masih jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024