Pasang Tempat Tidur di Pesawat, PM Israel Dikecam

Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu.
Sumber :
  • REUTERS/Gali Tabbon/Pool
VIVAnews -
Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikecam publik lantaran memerintahkan memasang tempat tidur di pesawat saat terbang menuju London. Dia dianggap menghamburkan uang negara di tengah resesi dan meningkatnya harga di Israel.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Diberitakan
Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto
Al-Arabiya yang mengutip media Israel, Senin 13 Mei 2013, Netanyahu menghabiskan US$127.000 atau sekitar Rp1,2 miliar untuk tambahan tempat tidur pada penerbangan lima jam menuju London bulan lalu. Total biaya pada penerbangan dengan pesawat maskapai Al El itu mencapai Rp4,1 miliar.


"Tempat tidur 'Yang mulia' (Netanyahu dan istri) menggunakan uang rakyat, yang baru saja dibebani dengan peningkatan pajak, setengah juta shekel. Apakah mereka tidak malu?" tulis kolumnis Sima Kadmon di majalah terlaris di Israel,
Yedioth Ahronoth
.


"Bahkan penerbangan lima jam di kelas satu membuat mereka susah. Apa yang dipikirkannya ketika datang tagihan untuk tidur lima jamnya? 100.000 shekel per jam. Mungkin ini yang dimaksud dengan mimpi indah," lanjut Kadmon lagi.


Menurut media Israel, tingkah Netanyahu sudah kelewatan. Pasalnya, menurut koran lokal, Presiden Israel Shimon Peres saja yang sudah berusia 90 tahun rela duduk manis dalam penerbangan 11 jam ke Korea Selatan.


Pemerintah Netanyahu mengeluarkan pernyataan terkait kecaman tersebut. Menurut kantor perdana menteri, wajar jika Netanyahu meminta tempat tidur karena saat itu penerbangan berlangsung tengah malam. Sesampainya di Inggris, Netanyahu harus menghadiri pemakaman Margaret Thatcher, bertemu dengan para diplomat dan berbagai acara kenegaraan lainnya.


Ini bukan kali pertama Netanyahu dikecam lantaran menghamburkan uang negara. Sebelumnya Februari lalu, dia dikritik habis-habisan karena memesan es krim kesukaannya seharga US$2.700 atau sekitar Rp26,2 juta.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya