SBY: Tindakan Militer Mesir Bertentangan dengan HAM

Presiden SBY mengomentari mundurnya Edhie Baskoro Yudhoyono
Sumber :
  • Biro Pers Istana/Abror Rizky
VIVAnews -
Polisi Ditemukan Tewas di Mampang Jaksel dengan Luka Tembak di Kepala
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengecam penggunaan kekerasan oleh militer dalam menghadapi demonstrasi damai di Mesir. Menurutnya, militer mesti menghormati demokrasi.

Perlindungan Cat Mobil Berkualitas Tinggi Hadir di Jakarta Selatan

"Militer mesti menghormati demokrasi. Penggunaan kekuatan milter dan senjata terhadap pengunjuk rasa yang disebut dengan
Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali
peaceful demonstration tentu tidak bisa diterima dan bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi, kemanusiaan dan hak-hak asasi manusia," kata SBY di Istana Negara, Jakarta, Kamis 15 Agustus 2013.


Kementerian Kesehatan Mesir mencatat saat ini korban tewas akibat gempuran aparat telah mencapai 421 orang di Kairo, Alexandria dan beberapa kota. Data Ikhwanul Muslimin menunjukkan, korban bahkan sudah mencapai 3.000 orang.


Menurut SBY, Indonesia memiliki pengalaman yang sama seperti Mesir pada tahun 1998. Saat itu, lanjutnya, militer dan elit politik Indonesia berhasil berhasil keluar dari ancaman pasca krisis.


Waktu itu militer Indonesia mendukung reformasi dan demokratisasi. Sementara pemimpin politik Indonesia saat itu tidak meninggalkan militer, bahkan merangkul militer yang sudah melaksanakan reformasi dan bertindak secara profesional melaksanakan perubahan.


"Terjadi kolaborasi, sinergi dan kebersamaan antara pemimpin-pemimpin sipil dan pemimpin-pemimpin politik dengan kaum militer di Indonesia yang telah melaksanakan reformasi," kata SBY.


"Barangkali pengalaman di masa-masa Indonesia yang sulit itu boleh juga kalau dijadikan pelajaran," lanjutnya. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya