Singapura Antusias Danai Para Remaja RI Belajar di "Negeri Singa"

Dubes Singapura Anil Kumar Nayar bersama para pelajar Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews / Santi Dewi
VIVAnews
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
- Duta Besar Singapura, Anil Kumar Nayar, menyatakan kualitas sumber daya manusia Indonesia memiliki daya saing yang tinggi dan mampu bersaing di tingkat global. Ini tercermin dari kualitas para penerima beasiswa ASEAN Scholarship asal Indonesia yang diberikan Kementerian Pendidikan Singapura.

Ekonomi Global Diguncang Konflik Geopolitik, RI Resesi Ditegaskan Jauh dari Resesi

Demikian Dubes Nayar kepada
5 Orang jadi Tersangka Baru Korupsi Timah, Siapa Saja Mereka?
VIVAnews hari ini usai memberikan penghargaan beasiswa prestisius itu kepada sebelas pelajar terpilih dari empat kota besar Indonesia yakni Medan, Bandung, Jakarta dan Surabaya. Dengan beasiswa itu, para pelajar akan menempuh pendidikan SMA di Singapura.


"Saya rasa kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak ada masalah, khususnya dalam hal daya saing. Mereka mampu bersaing sama baiknya dengan siswa asing atau dari Singapura yang tengah belajar di sana. Kami merasa dengan adanya program ini, ada hal positif  yang terjalin tidak saja untuk berkompetisi tetapi juga untuk membangun jejaring," ujarnya.


Manfaat positif serupa, lanjut Nayar, juga baik bagi siswa Singapura, karena mereka perlu melihat dunia itu tidak hanya terbatas di Singapura saja. "Mereka juga harus mampu bekerja sama dengan manusia dari belahan dunia lainnya untuk meningkatkan kemampuan diri mereka sendiri," kata Nayar.


Tahun ini, ada 11 pelajar Indonesia terpilih yang akan menempuh pendidikan SMA selama empat tahun di Singapura. Ke-11 siswa berhasil disaring dari 300 pelamar yang ikut berpartisipasi dalam program beasiswa bergengsi itu.


Mereka akan berangkat pada tanggal 1 November mendatang dan mulai efektif bersekolah pada tanggal 2 Januari 2014. Selama dua bulan pertama di Singapura, para siswa, ungkap Nayar, akan diberikan pelatihan Bahasa Inggris selama dua bulan.


Periode itu juga dimanfaatkan siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.


Selama berada di Singapura, ke-11 siswa ini akan tinggal di hostel yang tidak jauh dari lokasi sekolah. Para orang tua dilarang mengantar anak-anak mereka ke Singapura, supaya membentuk mental mandiri.


Ditanya soal Bahasa Inggris yang turut menjadi faktor pertimbangan mereka memilih siswa, Nayar membenarkan hal itu. Menurutnya hal itu tidak dapat dihindari, karena saat proses belajar nanti, semua materi akan diberikan dalam Bahasa Inggris.


"Tapi tentu kami memahami karena bahasa pengajaran sehari-hari di sini menggunakan Bahasa Indonesia, maka mungkin kemampuan Bahasa Inggris mereka belum sefasih siswa kami. Lagipula itu bukan masalah besar, karena anak-anak ini merupakan generasi terpilih dan pintar," kata dia.


Usai diberikan pelajaran tambahan selama dua bulan nanti, ujarnya, kemampuan Bahasa Inggrisnya akan meningkat dan bahkan melebihi kemampuan siswa Singapura lainnya.


Nayar mengaku tidak mengetahui jumlah pasti WNI yang kini tengah menimba ilmu di Singapura, namun dia yakin jumlahnya sangat besar karena terdapat sekolah asal Indonesia yang membuka cabang di Singapura. Jumlah siswa Indonesia yang belajar ke sana pun, diklaim Nayar, dari tahun ke tahun terus meningkat. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya