- Reuters/KCNA
VIVA – Dampak berbagai sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat atas program nuklir Korea Utara, hingga kini belum memberikan efek 'jera' secara penuh. Pasalnya, negara rezim Kim Jong Un itu masih terus mengembangkan nuklir, yang bahkan diklaim mampu mencapai seluruh daratan Amerika Serikat.
Wakil Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Asia Pasifik, Patrick Murphy mengatakan, salah satu hal yang harus ditekan atas Korut adalah aliran dana yang digunakan negara tersebut untuk mengembangkan nuklirnya.
Bahkan ada kebijakan dalam negeri Korut yang mewajibkan warga negaranya yang bekerja di negara lain, untuk menghasilkan uang yang nantinya digunakan untuk mengembangkan nuklir negara tersebut.
"Saat ini ada tekanan yang diberikan kepada Korea Utara, yang kami ingin lihat adalah implementasi penuh atas resolusi Dewan Keamanan PBB. Jika tekanan ekonomi diberikan maksimal, maka ini bisa memotong jalur dana Korut," kata Murphy di Jakarta, Senin, 11 Desember 2017.
Sementara itu beberapa waktu lalu diberitakan, berbagai sanksi unilateral yang dijatuhkan Amerika Serikat terhadap Korea Utara, termasuk sanksi lainnya, secara tak langsung memengaruhi kehidupan masyarakat Korea Utara. Beredar informasi bahwa mereka mengalami kelaparan dan bantuan yang dibutuhkan pasca adanya sanksi internasional.
"Tujuan kami adalah denuklirisasi Semenanjung Korea. Kami ingin rezim Korea Utara mengerti prioritas mereka adalah melindungi warga negaranya, bukan untuk mengekspos wilayah tersebut menjadi sebuah potensi yang tidak aman. Sejauh ini komunitas internasional telah bersatu dan menyuarakan hal yang sama terkait implementasi resolusi ini," ujarnya.