- Antara/ Ujang Zaelani
VIVAnews - Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie menyindir pembangunan infrastruktur di Jakarta yang dinilai tergolong lamban. Pembangunan monorel misalnya, yang berhenti hanya tiangnya saja itu tak luput dari sindiran mantan Menko Kesra dan Menko Perekonomian ini.
"Monorel cuma tiangnya doang. Tapi tiang doang lumayan. Bagi Partai Golkar, bisa buat pasang foto saya di situ, ha-ha-ha," kata Aburizal Bakrie saat menyampaikan pidato kunci di "Seminar Nasional Solusi Permasalahan Transportasi Kota Metropolitan", di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta.
Selain monorel yang mandek, Aburizal juga mengkritik pembangunan infrastruktur yang kerap menuai resistensi karena sosialisasi yang kurang baik. Dia mencontohkan pembangunan jalan layang yang sempat dikritik media massa.
"Koran mengkritik pembangunan jalan tingkat. Ini karena bungkusnya yang salah," kata politisi yang biasa disapa Ical ini.
Ical mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan dan sarana transportasi umum yang baik adalah solusi masalah transportasi. Hal ini yang harus dilakukan pemerintah, dibandingkan dengan pembatasan produksi dan penggunaan kendaraan.
"Jangan hambat industri mobil dan motor. Jangan begitu. Orang-orang kecil hanya mampu beli motor masak distop. Kita bangun saja jalan. Kalau kurang lahan, bisa bertingkat, seperti rumah kan bisa ke atas membangunnya," jelas mantan Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) itu.
Hal itu, kata Ical, harus segera dibuat rancangan pembangunan yang matang. Jangan selalu menghindari pembangunan infrastruktur dengan alasan tidak ada dana.
"Yang penting rancangan dulu, atau kita mau semua macet tidak bergerak di tahun 2015 mendatang," tukasnya.
Gubernur DKI Fauzi Bowo sendiri sudah beberapa kali menjelaskan soal proyek monorel. Penjelasan lengkap gubernur yang biasa disapa Foke di sini.
Laporan: Dian Widiyanarko, eh
Salurkan Gaji hingga THR PNS, Sri Mulyani Sudah Gelontorkan Rp 70,7 Triliun
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan total serapan anggaran untuk belanja pegawai telah mencapai Rp 70,7 triliun per 31 Maret 2024.
