- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - PT Kereta Api Indonesia berencana "membunuh" Kereta Rel Listrik (KRL) ekonomi. KRL ekonomi nantinya hanya akan beroperasi pada jalur perintis, yaitu jalur lama yang diaktifkan kembali.
Langkah awal, per 1 April 2013, PT KAI akan menarik KRL ekonomi jurusan Jakarta-Bekasi dan Jakarta-Serpong. "Setelah itu, baru KRL jurusan Jakarta-Bogor, secara bertahap," ungkap Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi 1 Jakarta Agus Sutijono, di Bekasi, Senin 25 Maret 2013.
Agus menambahkan, PT KAI menarik seluruh KRL ekonomi karena usianya sudah tua. "Sudah uzur, kebanyakan dibuat di Jepang tahun 1974 dan spare part-nya juga sudah tidak ada," kata dia.
Untuk mengisi kekosongan jadwal kereta ekonomi, perusahaan akan mengisi KRL commuterline AC. "Tarifnya ya sesuai kelas AC," ujarnya.
PT KAI, lanjut Agus, sudah berusaha mencari solusi agar penumpang KRL ekonomi tidak keberatan dengan kebijakan penarikan tersebut. "Seperti sudah dibicarakan di DPR, yakni akan dibuat kartu ekonomi untuk subsidi langsung kepada penumpang menengah ke bawah," kata dia.
Namun, saat ini belum ada keputusan apakah wacana itu diterima oleh DPR atau tidak. "Karenanya kami dorong DPR agar segera menyampaikan usulan ini kepada pemerintah," ujar Agus.
Dia mengatakan, wacana kebijakan penarikan KRL ekonomi justru dilakukan sebelum ada keputusan subsidi dari pemerintah. Meski demikian, Agus tidak bisa memberi keterangan dengan jelas.
"Wacana penarikan KRL ekonomi itu sudah lama, seiring perubahan grafik perjalanan kereta," kata dia. "Ini juga menyangkut operasional kereta yang bertambah, akibat sudah berjalannya jalur ganda."
KRL ekonomi yang saat ini masih beroperasi ada tiga jurusan. Yakni Jakarta-Bekasi satu kereta dengan 10 kali perjalanan, Jakarta-Serpong satu kereta dengan tujuh kali perjalanan, dan Jakarta-Bogor tujuh kereta dengan 16 kali perjalanan. Di Stasiun Bekasi sendiri, sehari penumpang KRL ekonomi mencapai 3.339 penumpang. (asp)
Terungkap! Penemuan Rumah Leluhur Umat Manusia Menggemparkan Dunia
Para ilmuwan di Australia memicu perdebatan setelah mengklaim telah menemukan rumah leluhur semua manusia modern.
