Sumber :
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVAnews
- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama mengkritik keras manajemen lama Kebun Binatang Ragunan. Bahkan ia mengganti kepala pengelola kebun binatang tertua ini dengan adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo. Meski demikian, Ahok mengaku belum pernah sekalipun bertandang ke Kebun Binatang Ragunan.
"Saya belum pernah ke Ragunan. Saya hanya dapat laporan banyak masalah di sana. Tim saya sudah masuk dan mengawasi ke sana," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis 27 Juni 2013.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
"Saya belum pernah ke Ragunan. Saya hanya dapat laporan banyak masalah di sana. Tim saya sudah masuk dan mengawasi ke sana," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis 27 Juni 2013.
Baca Juga :
Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya
Ahok menjelaskan, meski tidak menyambangi lokasi ia tetap melakukan pemantauan. "Kami bantu mereka Rp40 miliar. Makanya harus dipantau. Saya dengar banyak hewan tidak terawat dan mati. Terus dibakar tengah malam buat
ngumpetin
, ini tidak benar," ucapnya.
Dengan hadirnya Hashim Djojohadikusumo, ia berharap manajemen Kebun Binatang Ragunan jadi lebih baik. "Kami sedang konsep ke depan seperti yang di Singapura. Ada
safari night
segala," ujarnya.
Menurutnya hal itu sangat memungkinkan mengingat luas lahan di Ragunan mencapai 20 hektare. "Untuk pendanaan akan dicarikan Pak Hashim. Dia kan pengusaha yang punya kecintaan sama hewan-hewan," kata dia.
Mantan Bupati Belitung Timur ini berharap ke depan manajemen Ragunan bisa lebih baik dan transparan. "Selama ini mereka tertutup. Kami coba audit yang lama. Kalau ada dugaan korupsi kita seret buat kasih ke yang berwenang," ucap Ahok.
Saat ditanya soal ada tidaknya korupsi anggaran bantuan Pemprov DKI sebesar Rp40 miliar ia belum memastikan. "Ini lagi proses. Kita tidak bisa sembarang menuduh. Indikasinya ada. Lihat prosesnya dulu ya. Ini kan lagi dipelajari," katanya. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Ahok menjelaskan, meski tidak menyambangi lokasi ia tetap melakukan pemantauan. "Kami bantu mereka Rp40 miliar. Makanya harus dipantau. Saya dengar banyak hewan tidak terawat dan mati. Terus dibakar tengah malam buat
