Derita Bocah Penjual Tisu

Anak Jalanan di Jakarta
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id
Menguak Praktik Percaloan Sekolah Negeri di Depok
- Natalia, bocah 11 tahun itu hanya bisa menangis ketika digelandang sejumlah petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Depok. Tampak ketakutan di raut wajahnya. "Ampun Pak, saya kapok," katanya.

Putri Indonesia Khawatir Narkoba Sudah Incar Bocah SD

Natalia adalah satu dari sekian bocah jalanan yang diangkut ke dalam truk bersama sejumlah pengamen dan puluhan gelandangan yang ada di pinggiran ibu kota. Mereka terjaring razia di kawasan Jalan Margonda, pertigaan lampu merah Arif Rahman Hakim, Depok, Senin 2 Februari 2015.

Sesampainya di kantor Satpol PP, tangis bocah berkerudung ini pun terhenti. Ia lebih memilih diam, dan tertunduk lemas. Mungkin karena lelah menangis dan meronta ketika ditangkap tadi.

Sebenarnya, Natalia tak ingin mengais rezeki di jalanan sebagai penjual tisu. Namun apa daya, profesi ini terpaksa ia lakukan karena ayah yang seharusnya menjadi tulang punggung dan tempat untuk mengadu, justru meninggalkannya bersama kedua adiknya yang masih kecil.

"Bapak saya kabur, dia tentara. Enggak tahu kenapa," tutur bocah kelas 4 SD ini kepada VIVA.co.id.

Tisu itu ia jual dengan harga Rp3.000 per bungkus. Dia berjualan usai pulang sekolah, sejak pukul 13.00 hingga matahari tenggelam. Tapi tak sia-sia, dalam sehari dia bisa mengantongi uang Rp30-50 ribu.

Ketika ditanya apakah ibu-nya masih ada, Natali lalu menunjuk tangannya ke seorang wanita berkaos hitam berjaket abu-abu yang berdiri tak jauh di belakangnya, tepat di samping petugas Satpol PP. "Itu Ibu saya Om, namanya Novita," katanya, polos.

Natalia mengaku bersekolah di SDN Abadijaya 6. Ia tinggal di kawasan Natreman Rt 1/2, Tapos, Depok. Berjualan tisu baru digelutinya sebulan ini. Dia baru berjualan setelah diajak teman.

Sindikat jalanan

Sementara itu, sosok wanita yang ditunjuk Natalia, tampak masih berdiri di belakang pintu. Tak terlihat rasa iba dari wanita berambut panjang ini. Ketika ditanya apakah Natalia memang disuruh berjualan? Wanita ini dengan tegas membantahnya.

"Enggak Pak, saya sudah larang supaya jangan jualan. Anaknya saja yang bandel," ujarnya.

Wanita ini mengaku bernama Rosmianti Sihombing. Anehnya, nama yang disebutkannya itu berbeda dengan pengakuan Natalia yang tadi menyebutnya dengan nama Novita.

Mendengar ada kejanggalan tadi, Kepala Satpol PP Kota Depok Nina Suzana pun bergegas memerintahkan anggotanya untuk melakukan penyidikan. Ia khawatir, ini adalah sindikat.

Satpol PP akan berkoordinasi dengan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Depok. "Kami khawatir anak-anak ini dipaksa bekerja," kata Nina.

Kronologi Wanita Pedagang Sayur Dilempar Perampok
Ilustrasi.

Kali Ciliwung Depok Heboh Lagi Temuan Mayat

Penemuan mayat terjadi di Cimanggis.

img_title
VIVA.co.id
6 Agustus 2016