Sutiyoso Pilih Serang Perompak Somalia

Ilustrasi/Aksi perompakan kapal yang dilakukan oleh warga di Somalia beberapa waktu lalu
Sumber :
  • www.eunavfor.eu

VIVAnews - Mantan Pangdam Jaya, Sutiyoso, menilai pemerintah seharusnya mempertimbangkan langkah penyerangan kepada kelompok perompak di Somalia ketimbang sekadar kompromi untuk membayar tebusan.

"Prinsip dasarnya, kalau saya, tidak ada kompromi dengan perompak. Kedua, kalau kami bayar, akibatnya apa? Untuk langganan. Jadi, tiap kali lewat bendera merah putih, nah, ini bisa dimakan, kan gitu," ujar Sutiyoso usai acara Dialog Kenegaraan di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Senayan, Jakarta, Rabu 20 April 2011.

Menurut Sutiyoso, pembebasan sandera tentu memiliki risikonya masing-masing. Namun, risikonya itu yang harus diperhitungkan oleh pemerintah dan tidak hanya memilih jalan mengalah pada kelompok perompak di Somalia yang tidak profesional menggunakan senjata.

Indonesia, dia melanjutkan, selama ini juga sudah mempunyai pasukan khusus yang profesional dalam menangani upaya pembebasan para sandera itu.

"Pembebasan sandera itu pasti ada risikonya. Tapi, bandingkan kekuatan. Mereka ini gelandangan, cuma di sana mudah mencari senjata terus membajaki. Jadi, mereka sangat tidak profesional. Sementara, tentara kita kan sebaliknya," kata Sutiyoso.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menganggap pasukan khusus yang dimiliki oleh tentara Indonesia disinergikan untuk melakukan operasi pembebasan sandera itu.

"Satukan saja untuk operasi itu. Dari angkatan udara apa yang diperlukan, dari lautnya apa, daratnya pasukan apa," kata dia.

Sutiyoso mengaku tidak habis pikir mengapa pemerintah tidak mempertimbangkan pilihan untuk melakukan penyerbuan kepada para perompak itu.

"Saya bukan pemerintah, jadi saya tidak tahu situasinya seperti apa sih, sehingga itu tidak jadi opsi," kata Sutiyoso seraya kembali menegaskan semua pilihan yang diambil memiliki risikonya masing-masing.

Kisah Sukses di Usia Emas, Mom Selly dan Perjalanan Kariernya di Industri Pertambangan

Kabar terakhir dari pembajakan kapal Indonesia oleh perompak Somalia menyebutkan kondisi psikologis Anak Buah Kapal (ABK) MV Sinar Kudus semakin mengkhawatirkan. Hal itu diungkapkan Ketua Kesatuan Pelaut Indonesia Hanafi Rustandi.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah diminta mempersiapkan fasilitas untuk mengatasi trauma 20 ABK itu. "Karena banyak orang yang menjadi gila akibat trauma ditawan dan hidup dalam todongan senjata," ucap Hanafi. (art)

Wow! Ada Senjata HS Kaliber 9 Mm di Dalam Mobil Polisi yang Tewas di Mampang Jaksel
Keluarga Parto

Parto Patrio Rela Nahan Sakit Demi Tepati Janji Liburan Keluarga ke Bali

Eko Patrio juga bersyukur penyakit batu ginjal yang diderita oleh Parto belum menjalar ke mana-mana atau membahayakan organ lainnya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024